Andai malam itu sirna, dimanakah kita harus berteduh
Selimut indah panas membara tak bisa direngkuh
Sinar mentari tetap menyala, tanpa sinar bulan penuh teduh
Panasnya matahari kian membakar hati; seluruh tubuh
***
Andai waktu tanpa malam, akankah manusia lebih leluasa; durjana
Apakah mereka lebih bekerja keras mementingkan dunia?
Tanpa henti mengharapkan kemewahan; kemegahan istana
Melupakan Sang Esa, Sang Pencipta, Sang Pemberi segalanya
***
Siang akankah silih berganti malam, ketika malam tiada
Dunia malam tak akan ada meriahnya pesta pora
Kupu-kupu malam tak akan bisa terbang; berbaring temukan asa
Cumbu-merayu lebih ada, dari tiada cumbuan Sang Pemberi Cinta
***
Indahnya ketika malam ada, melepas tubuh; tidur sepuasnya
Mencengkeram tubuh indah lain jenis demi nafsu dan pahala
Tidakkah kau bersukur merenungi malam sunyi; menemani cahaya cita
Menikmati lelahnya hidup, bekerja keras; berdo'aÂ
***
Ingatkah, romantisnya malam saat bercanda; berdua
Malam begitu panjang, habis, hanya untuk menemani boneka-boneka maya
Sirna sudah keangkuhan ibadah sepertiga malam, terlewati keangkuhan manusia
Tuhan ampuni dosa kami, bila melanggar norma-norma agama
***
Mojokerto, 24 September 2022
M. Abd. Rahim