Dan juga tertanam dalam hati, tulisan saya harus murni menghindari plagiasi. Kalau memakai laptop saya sering terpengaruh untuk melakukan plagiasi walupun itu sedikit.
Karena memakai laptop, mudah mencomot tulisan orang lain. Sebenernya memakai HP pun bisa, tapi tidak terbiasa untuk melakukannya. Namun kadang juga memakai laptop untuk tulisan yang berat dan panjang. Kalau sekedar berpuisi, memakai HP bisa sambil tiduran, menghayal dan berimajinasi.
Selama kenal Kompasiana waktu yang saya gunakan lebih banyak menulis dengan memakai HP daripada menggunakan laptop. Walaupun memakai HP terkesan seperti main game atau yang lainnya. Juga kadang dipandang oleh orang banyak benar-benar seperti main game tidak kalah dengan orang-orang main game beneran.Â
Kadang istri berkata, "Kok dari tadi megang HP saja, ni mau makan tolong ya HPnya ditaruh dulu." Apalagi ketika waktunya bersama anak benar-benar saya tidak dibolehin megang HP apalagi buka laptop. Sampai-sampai saya minta izin kepada istri.
"Nanti malam saya mau nulis di Kompasiana ya yank! Beliau menjawab, "Boleh kalau anak dan istrimu sudah tidur semua!" Dengan nada sedikit agak marah.
Maka dari itu kami membuat kesepakatan bersama dan saya memutuskan untuk berlanjutnya hobi saya diantaranya: Menulislah jika tidak bersama anak, karena secara tidak langsung mengajarinya untuk bermain HP, padahal tidak.
Menulislah ketika anak sudah tidur, dan waktu juga lebih tenang dan bisa lebih konsentrasi. Menulis waktu pagi sebelum anak bangun, sebelum anak minta ditemani main.Â
Untuk hobi membaca buku dan menggambar bukan buku elektronik, istri saya sangat setuju untuk bersama-sama anak memegang buku dan membacanya dan menceritakan kepada si anak.
Sehingga pada waktu tertentu Ia mengajak ke perpustakaan sekaligus jalan-jalan agar hobi istri juga tidak terlewatkan.
***
Surabaya, 17 September 2022
Cerita M. Abd. Rahim untuk KompasianaÂ