"Ini Abah jagungnya, monggo dinikmati!" Seru Afandi sambil memberi senampan jagung yang sudah dibakar. "Alhamdulillah..., akhirnya bisa menikmati." Jawab mereka.
Malam mulai larut nasi dan ikan sudah matang dan siap disajikan. Rice cooker dan beberapa menit lauk pauk kami bawa ke lantai bawah. Ikan bakar yang dilumpuri kecap, baunya sedap menggoda hidung-hidung selera kami.
Asap masih mengepul dan menemani kami makan bersama, ikan bakar, telur dadar dan sambal bawang, habis kami serang. Selesai makan bersama, arang yang masih membara dan asap yang terus menyala kusiram air agar tidak sampai ke dalam masjid.Â
Malam semakin larut, Abah dan Pak Mukin pun pulang, meninggalkan jejak janggel jagung dan beberapa piring yang tertumpuk. Selesai makan bersama, kami berkumpul di atas masjid sambil membawa ponsel kesayangan. Kami ke atas melalu tangga di gudang sudah terpasang di lantai dua menuju atap masjid.
Pukul 00.00, warna warni letusan kembang api mengelilingi bumi. Tidak lupa kami mengabadikannya, ada teman kami yang naik kubah untuk merekam keindahan tersebut sambil berputar dari sudut Utara sampai ke sudut Utara lagi. Walaupun kami tidak ada yang membawa petasan, hati kami merasa penuh kebahagiaan.Â
Setelah melewati warna warni sinar petasan, kami kembali ke kamar masing-masing. Di bawah kubah Baitul Hikmah itulah kami beristirahat, mengukir prestasi, meningkatkan iman dalam hati. Di bawah kubah Baitul Hikmah itulah kami mengasah potensi, belajar bermasyarakat.
Di bawah kubah masjid Baitul Hikmah banyak yang memperoleh berkah. Di sinilah aku menimba ilmu dan berbagi ilmu. Di sinilah, kami saling membantu dan saling berbagi. Kebanyakan dari kami yang bernaung di Masjid ini, menjadi guru ada yang menjadi ASN dan dosen.
Aku terlahir dari keluarga sederhana, tapi bisa menggapai asa, walau mendapatkan gelar sarjana harus banting tulang. Dulu sebelum kuliah bekerja jualan kupyah saat siang hari dan pagi membantu ibu membersihkan rumah dan memasak untuk keluarga. Di bawah kubah Masjid Baitul Hikmah inilah cita-citaku dan keluargaku menjadi guru tercapai.
***
Surabaya, 27 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H