Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bawah Kubah Baitul Hikmah

27 Desember 2022   22:07 Diperbarui: 14 Januari 2023   09:16 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/diolah dengan canva.com

"Ini Abah jagungnya, monggo dinikmati!" Seru Afandi sambil memberi senampan jagung yang sudah dibakar. "Alhamdulillah..., akhirnya bisa menikmati." Jawab mereka.

Malam mulai larut nasi dan ikan sudah matang dan siap disajikan. Rice cooker dan beberapa menit lauk pauk kami bawa ke lantai bawah. Ikan bakar yang dilumpuri kecap, baunya sedap menggoda hidung-hidung selera kami.

Asap masih mengepul dan menemani kami makan bersama, ikan bakar, telur dadar dan sambal bawang, habis kami serang. Selesai makan bersama, arang yang masih membara dan asap yang terus menyala kusiram air agar tidak sampai ke dalam masjid. 

Malam semakin larut, Abah dan Pak Mukin pun pulang, meninggalkan jejak janggel jagung dan beberapa piring yang tertumpuk. Selesai makan bersama, kami berkumpul di atas masjid sambil membawa ponsel kesayangan. Kami ke atas melalu tangga di gudang sudah terpasang di lantai dua menuju atap masjid.

Pukul 00.00, warna warni letusan kembang api mengelilingi bumi. Tidak lupa kami mengabadikannya, ada teman kami yang naik kubah untuk merekam keindahan tersebut sambil berputar dari sudut Utara sampai ke sudut Utara lagi. Walaupun kami tidak ada yang membawa petasan, hati kami merasa penuh kebahagiaan. 

Setelah melewati warna warni sinar petasan, kami kembali ke kamar masing-masing. Di bawah kubah Baitul Hikmah itulah kami beristirahat, mengukir prestasi, meningkatkan iman dalam hati. Di bawah kubah Baitul Hikmah itulah kami mengasah potensi, belajar bermasyarakat.

Di bawah kubah masjid Baitul Hikmah banyak yang memperoleh berkah. Di sinilah aku menimba ilmu dan berbagi ilmu. Di sinilah, kami saling membantu dan saling berbagi. Kebanyakan dari kami yang bernaung di Masjid ini, menjadi guru ada yang menjadi ASN dan dosen.

Aku terlahir dari keluarga sederhana, tapi bisa menggapai asa, walau mendapatkan gelar sarjana harus banting tulang. Dulu sebelum kuliah bekerja jualan kupyah saat siang hari dan pagi membantu ibu membersihkan rumah dan memasak untuk keluarga. Di bawah kubah Masjid Baitul Hikmah inilah cita-citaku dan keluargaku menjadi guru tercapai.

***

Surabaya, 27 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun