Namamu indah di mata pencuri; dalam jiwa membunuh dirimu sendiri
Engkau seakan menjadi masalah dari segala penjuru alam semesta ini
Kau mengakar dalam rakus tikus, dalam berbagai sektor kehidupan di bumi
Kau juga mengekor pada orang-orang berjas hitam, berdasi; berpeci
 ---
Taukah kamu, orang miskin butuh biaya; menyambung nafas bertengadah jemari
Memeras keringat, semangat banting tulang; tak peduli arah kompas kedua kaki
Kadang ia rela meninggalkan kewajiban utama; bersembahyang dan mengaji
Kau enak-enak menikmati hasil korupsi; tanpa perduli, membahayakan tetangga kanan-kiri
 ---
Kau bagaikan candu di mata para penipu, memakan hak-hak dari berbagai lain hati
Sudikah kau dipotong tanganmu, walau atas nama berbagi; yang menguntungkan diri!
Kau orang hebat, engkau orang yang diberi amanat, namun kenapa engkau mengingkari
Dimanakah imanmu wahai korupsi, padahal engkau mengetahui ini larangan ilahi
 ---
Korupsi jalur mandiri kau telan sendiri, apakah sudah dibagi dengan para pencuri
Satu titik menanam korupsi, akan tumbuh tanaman-tanaman hijau yang merugi; korupsi
Walau dicabut, diberantas sampai ke akar-akarnya, jiwa pencuri masih ada dalam sanubari
Kecuali dengan kesadaran diri bahwa korupsi adalah hal yang tak berkah; pasti madarati
 ---
Keadilan harus ditegakkan di bawah panji-panji islami; setia pada negeri
Komisi pemberantas korupsi, semoga Tuhan mempermudah; melindungi
Memberi cahaya indah layaknya mentari, memberi kehidupan tentram abadi
Demi kenyamanan masa depan dunia; masa depan yang hakiki
Surabaya, 25 Agustus 2022
M. Abd. Rahim