Aku masih duduk di bangku X, baru saja aku masuk di sekolah swasta yang menjadi pilihan masyarakat. Aku yakin apa yang menjadi keputusan, adalah harapan indah masa depan. Walaupun di sekolah swasta, aku punya mimpi, cita-cita dan cinta yang begitu dalam.
Pagi itu mentari bercahaya terang dan indah di aula musala sekolah, memberikan semangat para pemain lomba 17-an. Aku di antara mereka sudah bersiap-siap mengikuti babak final, yang kemarin namaku disebut sebagai pemenang "Pahlawan Kemerdekaan" karena menang pada suatu ajang lomba, mengisi kemerdekaan. Walaupun kemarin sempat tidak tertolong karena sempat panitia lomba tidak mengizinkan untuk menghadiri undangan Rohis di SMKN dekat sekolah. Akhirnya panitia mengizinkanku main lebih dulu dan mengizinkanku menghadiri undangan.
Malam yang begitu anggun, chat WA dari pak Alif membuatku berkedip beberapa kali sambil rebahan, tak bisa tidur lelap. Segera aku balas chat beliau "Mohon maaf Pak, besok saya bersama Tim harus mengikuti lomba, dan Aku tak bisa diganti oleh temen yang lain. Karena namaku sudah tertera di lembaran panggilan lomba."Â
Dari chat di atas mungkin Pak Alif memahami situasi dan kondisiku. Namun beliau membalas, "Undangan Rohis kan Jam 9, ya kamu berangkat setelah lomba dan minta pada panitia lomba agar kamu dan tim didahulukan, bapak mengandalkanmu dalam undangan ini"
Pak Alif memilih Bintang karena ia punya beberapa kelebihan, termasuk dalam hal organisasi. Kecakapan berbicara berfikir dan bertindak serta mengungkapkan pendapat sudah terlihat waktu MPLS. Selain itu ia juga mempunyai bakat keahlian, adzan yang merdu, termasuk anggota Banjari dan bisa membaca ayat-ayat suci.
Dari beberapa keahlian, bakat, minat yang aku miliki. Sekolah seharusnya bisa mengayomi, memberi fasilitas sesuai ekstrakurikuler yang aku minati. Dengar-dengar ekstra kurikuler Banjari akan dihapus di tahun pelajaran baru ini. Entah apa yang terlintas di benak sekolah menghapus salah satu ekstrakurikuler yang aku sukai ini.Â
Aku akan kehilangan ruang ekspresi, aku akan kehilangan tempat eksplorasi. Karakter dari kreativitas-bakatku pelan-pelan akan terbunuh sendiri. Entah apa jadinya bila memang ekskul Banjari di hapus, namun aku tetap berdo'a semoga ekskul Banjari ini masih bisa mewarnai sekolah yang aku cintai, lantunan sholawat dan  musik banjarinya masih bisa mengaung merdu membuat suasana indah, damai di sekolahku ini.
Undangan Rohis yang kuhadiri, tidak lain adalah menghidupkan kegiatan Majelis Sholawat Al-Ukhuwah yang kegiatannya berupa Sholawat Banjari yang dihadiri oleh beberapa sekolah negeri maupun swasta yang sempat beberapa dua tahun ini mati suri karena pandemi covid-19.
Aku hadir untuk menghidupkan lagi semangat kegiatan Banjari tersebut. Bersama di ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ini dengan tema "Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat" ini aku bisa mewujudkan kegiatan Majelis Sholawat pulih kembali. Semoga juga kegiatannya lebih solid, lebih kuat mengikat tali persaudaraan antar rohis sekolah negeri maupun swasta.
"Tenang saja Pak Alif, setelah lomba Aku akan hadir di undangan Rohis tersebut. Ini saya bersama Tejo, Andi dan mas Fahmi sudah di tempat undangan. Uang transpot dan donatur dari Bu Yayuk sudah saya bawa, siap aku berikan kepada teman-teman dan kakak panitia." Aku menginfokan lewat chat WA ini setelah aku sampai di Gedung A yang dipakai tempat undangan.
Pak Alif membalas, "Alhamdulillah, Barokallah Fikum, lakukan dengan baik. Catat hal-hal yang penting dan jangan lupa foto-foto kegiatan di sana untuk dibuat laporan ke sekolah"Â
"Baik pak siap!"
---
Dengan seksama aku mengikuti rapat Rohis tersebut, aku duduk di sebelah mas Fahmi, dibangku yang paling belakang. Sedangkan Tejo dan Andi duduk di bangku nomer tiga, yang membuat rapat tidak tegang. Karena ulah Tejo mengikat daun celana Andi ke kursi, membuat suara gemuruh ketika Andi di suruh maju kedepan untuk menyampaikan tugasnya sebagai kelompok. Seluruh anggota tertawa melihat keunikan Tejo.Â
Rapat Rohis berjalan sesuai rencana, dan aku mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Mas Fahmi mewakili chat Pak Alif untuk untuk memberi informasi hasil dari kegiatan "Rohis adalah singkatan dari Rohani Islam, merupakan organisasi guna memperdalam ajaran Islam. Rohis pertama kali didirikan pada tahun 2016. Fungsi Rohis adalah berbagi ilmu pengetahuan Islam dalam bentuk pengajaran forum dakwah dan program positif lainnya."
"Rapat ini sudah kedua kalinya dan inti hasil dari kegiatan:" Fahmi melanjutkan Chatnya.
"Pertemuan selanjutnya hari sabtu tanggal 19 Agustus 2022, setiap sekolah wajib menghadirkan perwakilan makimal 5 siswa terbaik untuk mengikuti kegiatan, dan menjadi anggota rohis yang aktifu. Kemudian untuk bulan Juni 2023, SMK PGRI 1 Surabaya mendapat giliran untuk mngadakan Majelis Sholawat dengan tujuan program rutinan organisasi rohis yg dibuka untuk umum."
Sekolah akan mengalami kendala, jikalau ekskul Banjari di hapus. Apa kata dunia, jikalau mendapati sekolah belum Merdeka Belajar. Peserta didik juga belum merasa merdeka, karena bagian dari ekskul belum menjadi fasilitas. Karena juga, dari hasil rapat rohis di atas sekolah akan menjadi tuan rumah Majelis Sholawat pada Juni 2023 dibuka tidak hanya untuk sekolah-sekolah tapi untuk umum.
Pak Alif membalas, "Selamat berjuang anak-anakku, selamat menjadi pahlawan kemerdekaan sekolah. Warnailah sekolah yang kau cintai ini dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Lantunkanlah ayat-ayat suci dilengkapi dengan sholawat nabi. Semoga hidupmu Sukses di dunia ini dan akhirat nanti. Aku yakin kamu bisa mendapatkan hak-hakmu sebagai siswa untuk mewujudkan sekolah yang merdeka. Selamat berjuang!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H