Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Musim Kemarau yang Penuh Liku

22 Juli 2022   05:39 Diperbarui: 22 Juli 2022   07:27 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/dioalah dengan canva.com

Ketika musim kemarau tahun lalu mengharap gerimis hujan; mengundang pilu

Kau katakan kesuksesan tak perlu dihargai atau sembunyi melewati sejarah baru

Di mana hatimu, saat aku memperoleh penghargaan? Kini sudah berlalu

Derai hatiku, merantau kesakitan dan seolah cita-cita masa depan terpaku

 

Dimana perasaanmu jikalau engkau dihargai sebagai penguasa yang lugu?

Diamku adalah emas yang meleleh oleh panasnya kebijakanmu

Kuberi satu tetes air susu tapi engkau balas dengan beribu empedu

Ke mana hati nuranimu, adakah sedikit untukku, untuk mencintaiku?

 

Bagaikan musim kemarau yang berkepanjangan, hatiku panas berabu

Meninggalkan musim hujan, tapi dinginnya hati masih membeku

Berilah aku udara yang segar agar aku bugar untuk tetap mencari dan mengamalkan ilmu

Memberi manfaat pada lembaga yang kau naungi menuju nomor Satu

 

Ya Tuhan, berilah aku kesempatan untuk mengukir sejarah yang berwajah ayu

Berwajah indah, berwajah yang membahagian kalbu, bukan wajah topeng nan palsu

Ya Tuhan, Engkau Maha Mendengar dan Maha Tahu dalam segala isi hatiku

Berilah kebahagiaan, ketentraman nan syahdu di musim kemarau yang penuh liku

 

Surabaya, 22 Juli 2022

M. Abd. Rahim, S.Pd.I, M.Pd.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun