Hari itu, aku bersama keluarga ingin berjumpa denganmu
Namun waktu berkata lain, dan mencoba melupakanmuÂ
Maafin ibu, kubelum bisa membahagiakanmu
Belum bisa menemanimu keliling dunia, untuk melihat pohon-pohon nan hijau
Atau gedung-gedung besar yang mewah pencakar langit
---
Mungkin saat waktu yang luang, waktu yang akan datang
Disini aku masih mengemban amanah, kewajiban yang belum terselesaikan
Maafin ibu, maafin kesibukan-kesibukanku yang belum bisa terabaikan
Itu mungkin suatu kesalahan yang besar dalam hidupku
Maaf ibu, kubelum bisa menyempatkan pulang untuk minta maaf atau sekedar minta restu
---
Ibu, kini kau sudah tidak seperti dulu lagi, dan rindu ini membakar hati
Aku rindu saat engkau berteriak membangunkanku saat sepertiga malam
Aku rindu saat engkau menyuruh anak-anakmu mencari kayu bakar di semak-semak belukar
Aku rindu saat engkau menaburkan garam kedalam adonan bumbu makanan
Aku rindu engkau membuat masakan; sayur, lauk dan sambal yang lezat
Begitu juga saat-saat membuat kolak kacang hijau dicampur pisang, ubi dan roti yang nikmat
---
Aku rindu saat lelahmu memberi manfaat keluarga, tetangga yang lain
Kau beri makanan, walaupun engkau di caci maki olehnya setiap hari
Engkau tetap bersabar, melakukan kebaikan bersemangat berapi-api
Semoga engkau yang berbaring disana dijaga oleh-Nya
Semoga engkau yang berdzikir di sana selalu diijabah do'anya
Mojokerto, 26-06-2022
M. Abd. Rahim, S.Pd.I, M.Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H