Hari itu Jum'at 29 April 2022. Saya dimintai tolong kakak saya untuk mengisi Khotib di masjid Al-Amin. Pada hari itu juga Hafizah, anak saya tidur Surabaya yang biasanya ikut Neneknya di Mojokerto. Pagi itu saya bangunkan pukul 08.00 Wib karena sahur ikut bangun, dan kasihan jikalau pukul 07;00 saya bangunkan untuk ikut ibunya kerja.
Sambil menunggu Hafizah bangun saya mencuci baju, dan mempersiapkan sarapan untuknya. Saya tidak bisa mengantar istri kerja, dan saya sarankan ia untuk pesan ojek online saja. Dan Istri mengingatkan, ketika berangkat khutbah sekalian untuk diantar ke sekolahnya. Namun setelah Hafizah bangun, mandi dan sarapan. saya infokan ke Ibunya makannya agak lama karena sariawan. Jadi Hafizah belum bisa saya antar ke sekolah. Lalu Istri pesan ojek online lagi untuk pulang, karena jam sudah menunjukkan mau pukul 11.00 Wib. Istri datang dan saya berangkat dan saya sampai di masjid tersebut, ketika beduk dari kulit itu dipukul oleh anak-anak. "Dug, dug, dug."
Persiapan materi sudah saya siapkan yaitu QS. al-Mukminun ayat 1-5 dan saya lengkapi dengan hadis Nabi tentang "Almukmini tsalatsu alamaatin (tanda-tanda orang mukmin itu ada tiga). Satu hari sebelumnya saya sudah konfirmasi dengan kakak saya, tema yang cocok untuk khutbah Jum'at itu. Karena kakak-kakak saya sering mengisi di masjid tersebut, Saya merasa kehabisan materi. Pada waktu Teraweh ada kultum, maupun pengajian ba'da Subuh, Jum'at pagi di masjid tersebut juga diisi kajian tentang Zakat Fitrah. Mau memilih tema Enam Rahasia Allah juga sudah dijelaskan. Akhirnya saya memilih tema yang umum mengenai ciri-ciri orang mukmin yang isinya tidak jauh dari bulan suci Ramadhan. Tapi sesampai masjid takmir meminta tema lain yaitu "khutbah tentang silaturrahmi."
Hanya ada waktu kurang lebih 5 menit untuk mengingat dasar-dasar tentang bersilaturrahmi. Sebenarnya saya mempunyai buku kecil, yang didalamnya ada catatan kumpulan tema khutbah tersebut, tapi Jum'at itu saya tidak membawa buku catatan atau teks khutbah. Alhamdulillah Allah memberikan kejernihan pikiran untuk menerima infomasi dari Handphone yang saya bawa, kemudian saya sudahi. Karena Bilal sudah maju ke depan dan Bilalpun sudah melaksanakan tugasnya. Lalu kuuraikan informasi-informasi itu dalam fikiran dan saya tentukan tema judul khutbah di detik itu juga dengan tema "Keutamaan bersilaturrahmi". Alhamdulillah terlaksana baik dan lancar.
Pengertian Silaturrahmi
Menurut Kamus Besar Indonesia Silaturrahmi adalah /silaturahmi/ n tali persahabatan (persaudaraan). Bersilaturrahmi berarti /bersilaturahmi/ v mengikat tali persahabatan (persaudaraan). Silaturrahmi menurut islam adalah sendiri berasal dari kata  silah yang artinya hubungan atau menghubungkan dan juga kata rahm, berasal dari akar kata rahima, yarhamu, rahmun, rahmatan yang berarti lembut dan kasih sayang; seperti taraahamal qaumu artinya kaum itu saling berkasih sayang dan taraahama 'alayhi berarti mendoakan seseorang agar mendapat rahmat (Yogyakarta: Iman Press: 29).
QS. Al-Hujurat ayat 10
Keutamaan bersilaturahmi atau menyambung tali silaturrahmi ini sudah diperintahkan oleh Allah di dalam Qs. Al-Hujurat ayat 10 yang berbunyi. "Innamal mukminina ikhwatun fa'aslikhu baina akhowaikum, wattakullaha la'allakum turkhamun." Yang artinya, "Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah (takutlah) kepada Allah supaya kamu mendapatkan rahmat."
Ayat diatas Allah memerintahkan pada kita semua, untuk memperbaiki hubungan keluarga kita, saudara kita (yang dekat maupun yang jauh). Dan yang kedua kita sebagai hamba harus takut kepada Allah, dari hal-hal yang dilarang oleh Allah dan berusaha melaksanakan perintah Allah. Mari kita perbaiki hubungan yang retak, yang mungkin ada suatu permasalahan antar keluarga segera meminta maaf dan saling memaafkan. Kita menyadari hal ini perintah Allah, maka mari kita saling memaafkan, semoga mengantarkan kita mendapat rahmat/ berkah dari Allah Swt.
Hadis Nabi dari Abu Hurairah, Ra.
Kusampaikan juga kepada jama'ah Jum'at, "Alhamdulillah tahun ini tidak seperti tahun kemarin, tahun kemarin kita pulang kampung dibatasi dan lebih dilockdown, sehingga tidak bisa pulang untuk menjenguk orang tua atau keluarga yang lain. Mari laksanakan silaturahmi di tahun ini semampu kita, kita sambung erat tali kekeluargaan kita". Berlanjut kubaca hadis dari Abu Hurairah, ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Mankana yu'minu billahi walyaumil akhir falyukrim dhoifahu, wa Mankana yu'minu billahi walyaumil akhir falyusil rohimahu, wa Mankana yu'minu billahi walyaumil akhir falyaqul khoiron auliyasmut." Yang artinya, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka mulyakan tamu. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali silaturrahmi. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah baik atau berdiamlah."
Dari keterangan hadis di atas dapat disimpulkan bahwa; yang pertama belum dikatakan beriman kepada Allah dan hari akhir bila belum memuliakan tamu. Berlanjut saya uraikan tentang kerahasiaan Allah, bahwa Allah merahasiakan kekasih-kekasihnya (waliyullah) di tengah-tengah manusia. Oleh karena itu, apabila di rumah kita kedatangan tamu jangan langsung kita usir. Seperti pengemis atau orang yang meminta-minta datang ke rumah kita, mari kita beri sesuatu seikhlas kita, semampu kita. Dan kita berusaha muliakan dengan baik dan sepenuh hati, seumpama ada yang bertamu di waktu siang bolong, atau panas yang begitu terik. Mari beri minuman yang segar, atau buah-buahan yang segar. Ataupun fasilitas yang nyaman, kalau tidak ada AC, kipas anginpun jadi.
Yang kedua, belum dikatakan beriman kepada Allah dan hari akhir bila kita belum menyambung tali silaturrahmi. Oleh karena itu, di tahun ini kita maksimalkan dan semampu kita bersilaturrahmi, ke tetangga dekat maupun yang jauh. Bersilaturrahmi ke keluarga yang dekat maupun yang jauh, dan yang lebih kita dahulukan adalah yang lebih tua dulu, atau orang tua kita lebih dulu kita datangi. Kalau tidak bisa secara langsung, kita gunakan media sosial (video call) untuk menghubunginya. Kita ucapkan permintamaan maaf kita dan memberi informasi kapan kita bisa datang ke rumah orang tua kita, atau ke family kita yang lain.
Yang ketiga, belum dikatakan beriman kepada Allah dan hari akhir jika kita belum berkata baik. Dan bila tidak bisa berkata baik, perintah Nabi Muhammad lebih baik diam. Juga saya jelaskan Haqqul muslimi lilmuslimi sittun (haknya muslim satu dengan muslinlainnya ada enam) yang pertama, waidza laqoituhu fasallim alaih (ketika kita berjumpa dengan muslim yang lain, kita mengucapkan salam dan berjabat tangan). Karena di dalam ucapan salam tersimpan do'a. Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh, yang artinya Semoga Allah memberikan keselamatan, rahmat dan keberkahan.
Keberkahan dalam arti ziadatul khoir tambahnya kebaikan. Bila kita diberi umur panjang oleh Allah tambah disiplin ibadahnya, rajin sodaqohya. Anak-anak kita menjadi lancar, berhasil sekolahnya, pintar dan sering mendapatkan tropy keberhasilan. Maka hidup kita itu diberi keberkahan oleh Allah. Mari pada saat kita bersilaturrahmi, berjumpa dengan muslim yang lain untuk bisa mengucapkan salam. Tidak perduli dimanapun berada, di rumah, di kantor, di sekolah di kampus ataupun di tempat bermain dan saat kita nongkrong sama teman, untuk tidak melupakan ucapan salam. Selain itu, juga ketika berhadapan dengan teman kita, keluarga kita untuk selalu menjaga lisan kita agar ucapan kita menjadi sumber manfaat, kebahagian pada orang lain dan tidak sebaliknya menjadi pusat kebencian orang lain.Â
Semoga Hari Raya Idul Fitri 1443 H tahun ini, memberi keberkahan dan kebahagiaan buat kita semua. Dan Semoga Allah memberi umur panjang bisa bertemu bulan Ramadhan selajutnya, serta semoga Allah memberikan kelancaran rezeki yang selalu mengalir kepada kita. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H