Mohon tunggu...
Surya syahputra
Surya syahputra Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa Universitas Islam Negeri Medan

Mari sama sama belajar dan menimbah ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita. Ig: suryasyah23

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama KKN218 UINSU

24 Agustus 2021   15:03 Diperbarui: 24 Agustus 2021   15:29 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Moderasi Beragama

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Sabtu 24 Juli 2021 lalu. KKN kali ini terbagi dalam beberapa kelompok, dengan penyebaran di sejumlah daerah Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Salah satunya Kelompok 218 KKN UINSU  melaksanakan kegiatan nonton bareng sembari memberikan edukasi perihal penggunaan gadget di kalangan anak dan remaja di Lingkungan I, Kelurahan Bahari, Kecamatan Belawan.

"Kelompok 218 KKN UINSU menyelenggarakan nonton bersama dengan anak-anak dan remaja di Kelurahan Bahari Kecamatan Medan Belawan, sembari melakukan edukasi penggunaan Gadget sehat terkait penggunaan handphone,  di era digitalisasi semua kalangan sudah mengenal gadget mulai anak-anak hingga dewasa," ujar Surya Ayu kepada Skalanews, Rabu (11/8) di Medan.

Kegiatan nonton bersama ini untuk memberikan edukasi penggunaan gadget yang sehat di kalangan anak-anak dan remaja khususnya di Lingkungan I, Kelurahan Bahari, Kecamatan Medan Belawan. Disambut hangat masyarakat setempat karena bagi mereka pemberian edukasi serta meningkatkan pengetahuan anak-anak dan remaja tentang dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dalam penggunaan gadget."Kegiatan KKN ini kami menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan juga memakai masker, sosialisasi pencegahan  virus ini penting sekaligus memutus mata rantai penyebarannya", ujar Ayu mahasiswa UIN yang juga Warga Lingkungan I.

Dari pelaksanaan kegiatan KKN mahasiswa UINSU, tampak para orangtua tidak terlalu peduli dengan penggunaan gadget khususnya anak-anak di Lingkungan I Belawan Bahari menjadi tidak terlalu berpengaruh. Sebab anak-anak di daerah tersebut menggunakan gadget hanya untuk bermain game, sosial media. Bahkan baru baru ini terjadi anak SMP berkenalan melalui facebook dan ternyata anak SMP itu dibawa lari oleh kenalan tersebut.

"Tujuan kelompok KKN 218 mengadakan kegaiatan ini adalah guna memberikan pemahaman mengenai pengertian teknologi, perkembangan teknologi yang tidak melanggar syariat islam, sekaligus pemanfaatan teknologi informasi bagi kemajuan wawasan anak-anak," sambungnya.

Kelompok KKN 218 UINSU menyampaikan materi tersebut melalui nonton bareng dengan menampilkan beragam tayangan yang berisi tentang dampak positif dan negatif serta solusi penggunaan gadget dengan menampilkan pembelajaran tentang agama, huruf hijaiyah, dan mengajak anak anak dan remaja bersalawat dan membaca Asmaul Husna. "Dengan kegiatan ini, diharapkan anak-anak dan remaja lebih memahami  penggunaan gadget, baik dari segi moralis dan agamis sehingga dapat menciptakan karakter yang baik dan berakhlakul karimah sehingga dapat menjadi pemimpin bagi bangsa dan negara di masa mendatang.

Lalu konflik terjadi di tambak atau pesisir seperti seperti di Belawan, Kota Sibolga, dan kabupaten Tanjung Balai, ada 21 kasus atau 13 persen konflik terjadi disektor infrastruktur. Akibat konflik ini, 24 petani atau warga sekitar tewas. Konflik itu, melibatkan lebih 69.975 keluarga, luasan areal konflik mencapai 472.048 hektar.

Meski banyak pihak, terutama pejabat pemerintah yang mengatakan bahwa kerusuhan-kerusuhan itu bukan merupakan itu bukan merupakan konflik agama, namun tidak bisa disangkal dalam kerusuhan itu terdapat  muatan konflik agama. Terbukti, dalam kerusuhan terdapat beberapa fasilitas keagamaan, seperti bangunan tempat ibadah (gereja,mesjid, mushalla), dan lembaga pendidikan milik kelompok agama memiliki sensitivitas yang tinggi yang menyangkut keyakinan dan bersifat trancendental. Maka dengan legitimasi agama, masalah non agama dapat memicu konflik antar umat beragama, dimana dan kapan pun bisa terjadi jika tida sesegera mungkin dilakukan resolusi konflik. Untuk itu diperlukan yang namanya pranata toleransi dan solidarity antarumat beragama, agar terwujudnya kerukunan yang hakiki dan produktif.

Sekarang ini umat beragama dihadapkan pada tantangan munculnya benturan-benturan atau konflik diantara mereka. Yang paling aktual adalah konflik antarumat beragama. Potensi pecahnya konflik sangatlah besar, sebesar pemilahan-pemilahan umat manusia kedalam batas-batas objektif dan subjektif peradaban. Menurut Samuel P. Huntington, unsur-unsur pembatas objektif adalah bahasa,sejarah,agama,adat istiadat, dan lembaga-lembaga. Unsur pembatas subjektifnya adalah identifikasi dari masnusia. Perbedaan antara pembatas itu adalah nyata dan penting. (Samuel P. Huntington; 1993:12), secara tidak sadar, manusi terkelompok kedalam identitas-identitas yang membedakan antara satu dengan lainnya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun