Dua juta, tambahan gaji yang dijanjikan di masa kontestasi, tak kunjung nyata hingga bulan berganti dari yang dikata. Skeptispun telah menjelma jadi nyata.Â
Dua juta, dua kata yang akhirnya terucap dari mulut Sang Pandita Ratu, sebagai tambahan penghasilan sebagaimana telah diviralkan, bukanlah harapan tunggal. Guru masih menyisakan banyak harapan  di masa depan, terkait pembangunan generasi bangsa yang menjadi keresahan sepanjang masa pengabdiannya.Â
Kerusakan dan dampak yang ditimbulkan oleh sistem yang dibangun secara sentralistik tanpa grand design yang jelas, sebagaimana temuan para anggota dewan, butuh solusi perbaikan yang mendasar.Â
Ibarat masa, sekarang adalah itik di mana gulita sedang mengungkung dunia kita. Literasi dan numerasi anak-anak di usia yang seharusnya telah dewasa, tak jauh beda dengan mereka yang ada di fase dua tingkat  di bawahnya. Ibarat buah, belum masak meski telah menguning dan tua.
Semoga, dua juta yang bagai embun di tengah gulita ini membuat guru berdaya menuntaskan asa, terangi masa depan mereka, anak-anak bangsa menyongsong terwujudnya gemilang Indonesia Emas 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H