Hari ini (Senin, 25 November 2024) adalah hari guru, sampai dengan saat ini, dua hari menjelang pencoblosan, di media mainstream dan media sosial belum saya temukan adanya calon kepala daerah, khususnya di tempat saya akan memilih, Di Jawa Tengah dan di Kabupaten Temanggung yang mengungkapkan sesuatu tentang Hari Guru.
Bagaimana dengan calon kepala daerah di tempat Anda?
Akan sangat memprihatinkan jika jawabannya sama dengan quote di atas, karena hal ini bisa jadi merupakan salah satu gambaran tentang bagaimana kualitas personal terkait dengan nilai-nilai sosial dan individual seorang calon pemimpin di daerah. Jika hal seperti itu terjadi di banyak daerah, artinya secara nasional sedang terjadi pergeseran nilai, yang semoga saja buka degradasi, yakni penghargaan dan penghormatan orang-orang terhadap guru.Â
Mengapa sikap dan penilaian seorang calon kepala daerah ini penting dikaitkan dengan Hari Guru?
Salah satu indikator kualitas individu seseorang dapat dilihat dari Akhlaqnya, baik  terhadap  Agamanya, Sesamanya, maupun Lingkungannya. Satu sikap yang bisa sekaligus mencerminkan akhlaq tersebut adalah sikapnya terhadap guru. Baik dalam hal guru terkait dengan individunya, maupun guru sebagai salah satu profesi dalam lingkup yang lebih luas.Â
Dalam agama apapun diajarkan bahwa guru adalah seseorang yang harus dimuliakan, sehingga kemudian di tengah masyarakatpun nilai tersebut tumbuh menjadi sebuah norma tersendiri. Nilai dan norma yang berakar dari ajaran agama ini akan hidup dan mewarnai sikap masyarakatnya, masyarakat yang religius.Â
Jika dalam pemilihan kepala daerah, yang secara langsung merupakan unsur masyarakat, yakni masyarakat yang berada dalam struktur atau lapisan atas, maka sudah selayaknya calonnya adalah orang yang memiliki sikap sebagaimana masyarakat pada umumnya. Bahkan sudah merupakan sebuah keharusan bahwa pada level atas ini pemahaman dan sikapnya sudah layak menjadi teladan bagi warga masyarakat lainnya.
Jadi, bagaimana mungkin seorang calon kepala daerah yang dalam kampanye programnya berbicara tentang program pendidikan tetapi pada hari khusus yang ditetapkan oleh negara sebagai harinya guru, ujung tombak yang akan menjalankan programnya, sang calon tidak ingat tentangnya?
Guru dan Pemilukada
Suara guru, sangat didengar oleh muridnya, setidaknya di masa lalu. Apapun yang disampaikan guru akan dituruti dan diikuti tanpa reserve, to the point, tanpa membantah. Jikapun di hari-hari ini banyak kejadian yang tidak menggambarkan hal itu, tampaknya sebagian besar masih dalam taraf sebagai kasus, bukan hal yang umum, dan semoga tidak berkembang menjadi generalisir bahwa sekarang guru tak lagi bisa digugu dan ditiru.Â