Mohon tunggu...
maaliarahmiutami
maaliarahmiutami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Pemikiran Amitai Etzioni tentang Komunitarianisme

6 Desember 2022   20:00 Diperbarui: 6 Desember 2022   20:02 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Amitai Etzioni atau Werner Falk lahir pada 4 Januari 1929 di Cologne, Jerman. Orang tuanya pindah dari Jerman ke Yunani dan setelah itu, ia menghadiri studi di Yunani selama satu tahun, tempat ia belajar. Etzioni dilatih dalam teknik militer dan menjadi bagian dari pasukan khusus tentara yahudi palestina kuno. Pada tahun 1994 hingga 1995 ia menjadi presiden dari asosiasi sosiolog Amerika Serikat, dan pendiri masyarakat dalam kemajuan sosial ekonomi dan jaringan komunitas. Saat ini ia menjadi profesor di Universitas George Washington, di mana ia menjabat sebagai direktur lembaga kebijakan komunitas.

Pada tahun 1970-an ia mengambil pendekatan yang berbeda dalam karirnya yaitu mulai membahas tentang masalah yang berkaitan dengan etika. Amitai Etzioni juga mulai berbicara tentang tujuan komunitas saat mempelajari cabang sosiologi. Sejak akhir 1970 penyebab komunitas menjadi fokus utamanya. Awal mula tercetus pemikirannya berawal dari pengaruh Bubr. Ia dianggap sebagai pendiri gerakan komunitarian responsif.

Pada awal 1990 ia mendirikan jaringan komuniatarian yang bertujuan untuk membantu menyebarkan pesan gerakan tersebut. Komunitarianisme permikiran Amitai Etzioni sebagai argumennya adalah pemberlakuan kehidupan komunitas yang berfokus pada manfaat masyarakat. 

Martin Buber juga turut mempengaruhi pemikirannya. Dalam bukunya yang berjudul 'The Active Society dan The Spirit of Community', Etzioni menekankan bahwa pentingnya menyeimbangkan hak individu dengan tanggung jawab kepada masyarakat.

Etzioni mengkritik sikap individualis masyarakat barat dan ia meniru semangat sebagai seorang komunitarian. Membahas bagaimana seorang individu seharusnya bersikap proaktif dalam berkomunitas, ia menjelaskan berbagai konsep sosiologis. 

Dari sumber-sumber jurnal yang saya baca, jadi pemikirannya tentang komunitarianisme mengajarkan kita untuk bagaimana menjalankan peran dalam keluarga ataupun ditengah kehidupan bermasyarakat. Ia juga ingin mengajarkan bahwa institusi sosial keluarga dan komunitas personal masih menjadi sesuatu yang penting untuk membangun persatuan.

Dalam kehidupan kita, di masyarakat saat ini masih banyak orang hanya mementingkan haknya dibandingkan kewajibannya. Contohnya saat masa pandemi, sebagaimana yang kita tahu di masa pandemi, meskipun kita punya hak untuk mendapat pengobatan, belajar , bekerja, dll. 

Kita tetap memiliki kewajiban terlebih lagi di masa pandemi, kita sangat diwajibkan untuk menerapkan protokol kesehatan. Namun masih banyak saja orang yang mengabaikan kewajiban untuk mematuhi protokol kesehatan dengan alasan untuk memenuhi kepentingan haknya.

Namun tindakan abai atau lalai dalam mematuhi protokol kesehatan tidak dapat dibenarkan, karena jika kita abai dalam mematuhi protokol kesehatan maka yang akan dirugikan bukan hanya diri sendiri tetapi juga orang lain. Maka dari itu sebagai warga negara yang baik, baiknya kita menerapkan sikap moral komunitarian yaitu dengan melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang, tidak hanya demi kebaikan sendiri tetapi demi kebaikan bersama.

Sumber :

(2017, August 23). Amitai Etzioni. Masyarakat Aktif: Teori Proses-Proses Sosial dan Politik. Retrieved December 6, 2022
Amitai Etzioni Biografi dan Kontribusi / Budaya umum. (n.d.). Thpanorama. Retrieved December 6, 2022
Apa Itu Komunitarianisme? (2022, January 14). Populis. Retrieved December 6, 2022
Gagasan Amitai Etzioni : Teori Komunitarianisme, Organisasi, Komunitas. (2022, March 30)
Meiwanda, G., Meilani, N. L., & Amri, K. (2019). Komuniatarian Masyarakat Nelayan Indonesia: Kawasan Pesisir Rupat Utara. Jurnal Kebijakan Publik, 10.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun