Setelah berkendara beberapa menit, akhirnya kami sampai di pertigaan kenteng dan menemukan sebuah restoran atau tepatnya warung makan dengan papan yang cukup sederhana.
"Kios Mie Ongklok Khas Wonosobo", demikian bunyi papan nama jadoel. Nampaknya Mie Ongklok ini memang makanan yang telah melegenda, karena papan itu tidak dibuat kemaren sore alias sudah lama sekali dibuat. Paling tidak papan nama itu sudah berada di situ lebih dari lima tahun. Kios ini memakai nama "Pak Muhadi". Penasaran dengan asal-muasal Mie Ongklok, akhirnya sayapun bertanya pada pelayan. Diapun menerangkan dengan pengetahuan seingatnya.
Alkisah, Mie Ongklok ini "diciptakan" oleh Pak Muhadi. Kisahnya mirip uji coba ala Alexander Graham bel ketika menciptakan telpon, alias secara tidak sengaja. Kisahnya mirip-mirip pula Starbucks cofee yang jberasal dari inovasi usaha, namun perbedaannya, Starbucks menjual franchise sedangkan Mie Ongklok Pak Muhadi tidak ada di kota lain.
Awalnya Pak Muhadi waktu jaman muda bekerja pada juragan bakmi di wonosobo, setelah sekian lama kerja dia terinspirasi pengen buka mandiri. Pertama kali jualan keliling menggunakan gerobak dan mencoba untuk membuat resep mie baru yang enak dan pas buat lidah orang wonosobo. Jadi terciptalah mie ongklok dengan bahan dasar kubis, tepung plus aroma sate yang menggiurkan menjadikan mie ciptaan pak muhadi sebagai Mie Ongklok menjadi makanan favorit. Berdasarkan informasi dari seorang temen, asal dari nama mie ongklok ini adalah dari proses pembuatannya setelah mie-nya di masukkan ke kuali panas kemuadian di ongkok-ongklok hingga matang. Beberapa penjual Mie Ongklok di Wonosobo :
- Mie Ongklok Pak Muhadi
- Mie Ongkok Longkrang
- Mie Ongkok Bu Umi
- Mie Ongkok Gerobakan
Setelah menyantap Mie Ongklok yang maknyus dan mendapatkan informasi secukupnya dari pelayan, akhirnya kamipun melanjutkan perjalanan menuju Semarang. Perjalanan menuju Semarang ini melewati Parakan, Temanggung, Traju, Sumowono. Sebuah perjalanan yang mendebarkan melewati jalan sempit puncak perbukitan antara Temanggung-Ungaran. (berlanjut)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H