Mohon tunggu...
M Zaki Rizaldi
M Zaki Rizaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pakuan University Bachelor of Law Students | Bachelor of Laws

Seorang Mahasiswa Ilmu Hukum yang memiliki ketertarikan dalam bidang kepenulisan, yang memilki ambisi untuk ikut serta dalam mengubah dunia menjadi lebih baik. I hope that my writing work can have a big impact on readers and can open the mindset of things things that were previously considered taboo.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Bonus Demografi: Hal yang Harus Dipersiapkan Penduduk Usia Produktif Indonesia

7 Juli 2024   19:33 Diperbarui: 7 Juli 2024   19:46 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun ini kita sering kali mendengar kalimat asing seperti bonus demografi atau nama lainnya demographic dividend atau demographic gift, tapi sobat kompasiana tau gak si apasi yang dimaksud dengan bonus demografi itu dan mengapa dikatakan bonus demografi dianggap penting?

Jadi gini sobat kompasiana, bonus demografi adalah suatu keadaan di mana jumlah penduduk usia produktif di suatu negara lebih dominan dari pada penduduk usia tidak produktif. Usia produktif adalah 15-64 tahun sedangkan usia tidak produktif adalah di bawah 15 tahun dan diatas 64 tahun.

Mengapa dianggap penting? karena pertumbuhan usia produktif ini yang akan menentukan pertumbuhan ekonomi dan menentukan dapat maju atau tidak suatu negara atau dengan kata lain manfaat besar dari bonus demografi hanya akan didapatkan jika suatu negara memiliki sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memicu pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan pendapatan perkapita suatu negara yang disebabkan karena ada banyaknya kesempatan kerja yang produktif.

Dan berdasarkan bappenas 2017 Indonesia digadang-gadang akan mengalami keadaan puncak bonus demografi pada tahun 2030-2040 dengan persenan mencapaI 64% dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebanyak 297 juta jiwa, oleh karena itu pemerintah indonesia saat ini sedang mempersiapkan sematang mungkin agar dapat memaksimalkan bonus demografi yang akan datang karena jika Indoneisa bisa melewati bonus demografi dengan baik atau dengan kata lain dapat memanfaatkan momentum sebaik mungkin maka pertumbuhan ekonomi dapat didorong dengan maksimal dan tingkat kemiskinan serta kriminalitas di Indonesia dapat berkurang secara drastis, namun jika tidak dipersiapkan dengan baik maka dapat memberikan permasalahan yang serius seperti tingkat pengangguran yang akan meningkat, perekonomian yang menurun, rupiah anjlok serta meningkatnya tingkat kriminalistas.

Oleh karena itu perlu adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak seperti pihak pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat dan penduduk atau individu itu sendiri. Yang perlu ditingkatkan bukan hanya sekedar kualitas otak namun juga menyangkut fisik, serta tata aturan atau kebijakan yang menyangkut sosial dan ekonomi.

Dalam rangka mengoptimalkan jendela peluang bonus demografi ada beberapa langkah yang harus diperhatikan seperti mengelola jumlah populasi, meningkatkan kesehatan penduduk, cara investasi dan meningkatkan kualitas pendidikan lalu tentu yang terpenting adalah dengan menerapkan kebijakan tata kelola ekonomi.

Nah ternyata banyak juga ya langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk mempersiapkan bonus demografi ini secara menyeluruh, tapi untuk kali ini fokusnya adalah bagaimana si cara kita sebagai penduduk usia produktif dalam ikut serta mempersiapkan bonus demografi ini ke arah yang positif sehingga dapat mensukseskan bonus demografi di Indonesia? berikut ini hal -hal yang bisa kamu lakukan sebagai penduduk usia produktif untuk ikut serta mempersiapkan bonus demografi di indonesia pada tahun-tahun berikutnya:


1.  Menamamkan sikap positif terhadap setiap generasi
Dewasa ini, sering kita temui sikap kurang menghargai antargenerasi, seperti saling mengejek, menghina, atau merasa lebih baik, yang tentunya berdampak negatif. Dikatakan berdampak negatif karena akan membuat sebuah perpecahan, perlu kita sadari bahwa setiap generasi memiliki kekurangan dan kelebihannya masing masing baik generasi Baby Boomer, generasi X,  Generasi Y atau biasa kita sebut generasi milenial, generasi Z dan yang terakhir adalah generasi Alpha, dari kelima generasi yang telah disebutkan pasti memiliki tantangannya tersendiri, oleh karena itu tidak akan ada habisnya jika hanya membanding-bandingkan mana yang terbaik, jadi alangkah lebih baik jika setiap generasi saling bahu-membahu, generasi yang lebih dulu memberikan kasih sayang, perhatian serta arahan begitupun sebaliknya, dengan begitu akan terjalin hubungan yang baik antar generasi, dan saling membantu menutupi kekurangan masing-masing. Sehingga kita dapat membantu generasi-generasi usia produktif untuk menjadi sumber daya yang berkualitas yang dapat mendongkrat perekonomian di negara Indonesia pada tahun 2030-2040 mendatang, bukankah lebih baik seperti itu? nantinya pun hasilnnya tidak hanya dirasakan oleh satu generasi saja melainkan akan dirasakan oleh seluruh generasi.

2. Menghindari Seks Bebas dan Pernikahan Dini
Remaja harus memahami pentingnya menghindari seks bebas dan pernikahan dini. Seks bebas dapat mengakibatkan risiko kehamilan tidak direncanakan dan penyebaran penyakit menular seksual sedangkan Pernikahan dini dapat menghambat pendidikan dan perkembangan karier, serta meningkatkan risiko kemiskinan. Dengan memilih untuk menunda seksualitas hingga siap secara emosional dan finansial, serta menunda pernikahan hingga matang secara mental dan siap secara ekonomi, remaja dapat mengoptimalkan potensi mereka dalam memanfaatkan bonus demografi dengan menghasilkan generasi yang lebih siap secara pendidikan dan kesejahteraan juga berdasarkan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Usia ideal untuk melakukan pernikahan ialah 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk pria.

3. Memperhatikan serta 
Menjaga Kesehatan Jiwa dan Raga
Sebagai penduduk usia produktif, menjaga kesehatan jiwa dan raga sangat penting. Kesehatan fisik yang baik memungkinkan untuk mempertahankan produktivitas dan kontribusi positif terhadap ekonomi. Ini meliputi rutinitas olahraga, diet seimbang, dan kunjungan rutin ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan. Selain itu, menjaga kesehatan jiwa melalui memanajemen atau mengendalikan stres, membangun hubungan sosial yang sehat, dan mengatasi masalah mental secara tepat waktu juga krusial untuk memastikan keseimbangan hidup yang baik dan kinerja yang optimal dalam berkontribusi pada pembangunan ekonomi.

4. Tidak Malas-malasan dan Selalu Menambah Pengetahuan serta Skill

Penduduk usia produktif perlu menghindari sikap malas-malasan dan senantiasa meningkatkan pengetahuan serta keterampilan mereka. Mengembangkan diri melalui pendidikan kontinyu, pelatihan kerja, dan pengalaman praktis akan meningkatkan daya saing di pasar kerja. Hal ini tidak hanya membantu individu untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kontribusi mereka dalam perekonomian. Dengan mengadopsi sikap ini, penduduk usia produktif dapat lebih efektif memanfaatkan bonus demografi dengan menyediakan tenaga kerja yang terampil dan terampil untuk memajukan kemajuan ekonomi nasional.

Diharapkan dengan 4 point yang telah dipaparkan diatas, masyarakat/penduduk usia produktif dapat memanfaatkan bonus demografi secara optimal, dapat menciptakan generasi muda yang siap menghadapi tantangan di masa depan, baik secara fisik, mental, maupun profesional. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun