Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Filosofi Kopi Cangkir Laras: Spiritualitas, Seni dan Bisnis

3 Juni 2023   13:06 Diperbarui: 8 Juni 2023   18:34 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan berjudul "Covid-19" karya Sawir Wirastho, dari bahan cethe kopi | Sumber: Dokumen Pribadi

Di kedai ini. Ada dimensi spiritual. Ada dimensi wirausaha. Ada unsur seni lukis yang bahan bakunya dari cethe. Filosofinya begitu menggoda hewan yang berpikir.

Itulah Kedai Cangkir Laras. Pengelola sekaligus ownernya adalah Sawir Wirastho. Alumnus S1 Seni Rupa dari salah satu kampus ternama di Kota Malang.

Kedai itu mengintegrasikan toko kopi (memakai rak), kedai kopi (bisa lesehan), mini perpustakaan (buku-buku bacaan), dan seni lukis (lukisan dari cethe) yang ia buat sendiri.

Di Kedai Cangkir Laras bersama Komunitas Bolang Kompasiana (31/5/2023) | Sumber: Dok. Pribadi
Di Kedai Cangkir Laras bersama Komunitas Bolang Kompasiana (31/5/2023) | Sumber: Dok. Pribadi

Cangkir Laras juga mengusung filosofi yang unik dan bermakna. Mau tahu? Inilah cerita versi saya.

Cangkir Laras: Perpaduan Kedai, Toko, Perpus, & Seni Lukis

Rabu petang itu, selepas shalat maghrib, kami mengunjungi Kedai Cangkir Laras atas undangan komunitas Bolang Kompasiana (31/05/2023). Kami mengunjungi Kedai Cangkir Laras yang beralamatkan di Jl. Magelang No. 11 Kota Malang.

Saya ternyata datang paling awal. Kesempatan ini saya buat untuk melihat-lihat, katakanlah observasi pendahuluan.

Seperti umumnya kedai, tersedia meja kursi dan tempat lesahan untuk ngopi ala Cangkir Laras. Karena itulah, menurut pemiliknya, tempat ini disebut kedai. Kedai Cangkir Laras. Suasananya santai, rilek, dan bebas dari pressure. Kaki bisa slonjoran, hehe :)

Di tempat ini, terpajang rak dilengkapi dengan produk-produk kopi kemasan dan produk herbal. Anggaplah seperti sebuah etalase toko. Karenanya, pemiliknya menyebutnya Toko Cangkir Laras saat memasarkan produk-produknya di Medsos, begitu jelas Sawir Wirastho pada saya.

Sementara itu, di sebuah sudut terdapat buku-buku bacaan tertata rapi. Anggaplah semacam mini perpustakaan.

Aneka lukisan dari bahan kopi (cethe) karya Sawir Wirastho | Sumber: Dok. Pribadi
Aneka lukisan dari bahan kopi (cethe) karya Sawir Wirastho | Sumber: Dok. Pribadi

Lukisan berjudul
Lukisan berjudul "Covid-19" karya Sawir Wirastho, dari bahan cethe kopi | Sumber: Dokumen Pribadi
Di sudut ruang kedai itu juga, lukisan-lukisan dari bahan kopi (cethe) buatan Sawir Wirastho dipajang. Ada lukisan bertema "Nun", sebuah huruf pertama dalam Alquran Surat al-Qalam. Ada pula lukisan peristiwa Covid-19, budaya petan-petan, dan masih banyak lagi.

Atas kreativitasnya di bidang seni lukis dan keterlibatannya dalam sebuah gerakan sosial, sang pelukis dari bahan kopi (cethe) itu, pernah diundang di acara "Hitam Putih" Dody Corbuzier. Bila penasaran, bisa digoogling di Youtube dengan kata kunci "Sawir Wirastho, Pelukis dari Bahan Kopi". 

Keunikan-Keunikan Filosofi Cangkir Laras

Di kedai Cangkir Laras dalam suasana santai dan nyaman, kami ngobrol sejak sekitar pukul 18.30 - 21.00 Wib. Saya memperoleh sejumlah informasi dan pelajaran, antara lain tentang keunikan-keunikan filosofi Cangkir Laras berikut ini.

1. Memaknai syahadat ke dalam Cangkir Laras

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sawir Wirastho, muncul dimensi spiritual yang tercermin dari nama kedainya. Sarat filosofi.

Cangkir  Laras, menurutnya merupakan akronim dari Cancang (Cang), Pikir (Kir), dan [se] Laras.

Cancang (ikat, ikatan, diikat, mengikatkan diri), berarti hidup itu harus memiliki ikatan (prinsip) yang kuat, seperti kuatnya ikrar seorang muslim saat membaca kalimat syahadat. Ikrar itu menjadi pegangan hidupnya.

Pikir berarti hidup itu harus selalu berpikir. Tidak berpikir berarti tidak hidup. Sedangkan selaras itu berarti hidup itu harus selaras (sesuai) antara pikiran dengan perbuatan; antara ucapan dengan tindakan.

Bagi Sawir Wirastho, Cangkir Laras itu digambarkan sebagai syahadat yang berfungsi sebagai keyakinan, prinsip, atau pedoman hidup menuju keselarasan kebahagiaan di dunia dan akherat. Keren!

2. "Hidup itu Tak Semudah Melepas Pakaian"

Di bagian tengah dinding Kedai Cangkir Laras, terpampang sebuah banner in door bertuliskan "Cangkir Laras, Delicious Coffee". Di bawahnya tertulis filosofi "Nikmati Hidupmu dengan Ngopi, sebab hidup tak semudah melepas pakaian".

Terhadap filosofi "menikmati hidup dengan ngopi", kiranya orang-orang mudah memahaminya. Namun terhadap filosofi "...hidup tak semudah melepas pakaian" menjadi tanda tanya banyak orang, termasuk saya.

Setelah saya konfirmasi kepada pemilik kedai itu, ternyata maknanya: "kalau orang itu nggak bisa menggerakkan tangan karena sakit, maka sulit sekali kan melepas pakaian?

Jadi, hidup itu jangan dibikin susah, nikmati saja seperti nikmatnya ngopi, hehe 

Tak hanya sekedar ngopi, bila Anda penyuka minuman herbal, kedai ini juga menyediakan minuman herbal, seperti minuman secang atau wedang uwuh, kopi herbal, ada juga Bunga Telang untuk obat herbal, dan masih banyak lagi.

Anda bisa memulainya dengan pesan lontong sayur atau soto semangkuk yang harganya hanya Rp 6.000/porsi, kemudian lanjut dengan kopi wine Rp 15.000/cangkir seperti yang saya nikmati. Hemmm... "hidup memang tak semudah melepas pakain". Nikmati saja!

Itulah beberapa keunikan, realitas, dan filosofi Kedai Cangkir Laras. Lokasinya depan kampus UM, masuk lewat pintu gerbang arah Jl. Surabaya hingga menemui lokasi Kedai Cangkir Laras. Mau coba?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun