Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pada tahun ini mengusung tema pengabdian masyarakat "Qaryah Thayyibah 2022". Qaryah Thayyibah artinya kampung, komunitas, atau negeri yang baik. Negeri yang demikian dicirikan oleh masyarakatnya yang beriman, toleran, berakhlak, makmur dan sentosa, yakni masyarakat yang sejahtera lahir dan batin di bawah ampunan Tuhan (baldatun thayyibatun warabbun ghafur).
Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, setiap tenaga pendidik dan tenaga fungsional mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengabdian sesuai dengan minat dan kompetensi masing-masing.
Kegiatan Qaryah Thayyibah 2022 kali ini diawali dengan kompetisi proposal diantara tenaga pendidik di lingkup internal kampus. Salah satu tim yang lolos adalah Muh. Yunus selaku ketua dan Supriyono sebagai anggota. Tim ini mengangkat judul pengabdian: "Penguatan Digital Marketing Budidaya Bioflok Ikan Nila dalam Pengembangan Halal Tourism di Kampung Nila Slilir Kota Malang".
Menurut penuturan ketua tim, judul tersebut diangkat setidaknya karena dua alasan. Pertama, usaha rintisan Kampung Nila Slilir merupakan hal inovatif yang dikembangkan di tengah pandemi Covid-19 oleh kaum muda setempat di kelurahan Bakalankrajan, Kota Malang. Daerah ini sebelumnya tidak dikenal sebagai daerah budidaya ikan nila. Namun berkat inovasi kaum muda lokal Kampung Nila Slilir, berdiri bioflok-bioflok ikan nila di selokan, dapur rumah, pekarangan, depan halaman rumah, atau di lahan-lahan sempit khas warga Kampung Slilir.
Dalam pandangan tim pengabdian, Kampung Nila Slilir ke depan potensial dikembangkan menjadi "Kampung Halal Tourisme", yaitu wisata tematik ikan nila yang memperhatikan aspek-aspek keramahan akan kebutuhan tempat ibadah, makanan, penginapan, transportasi, dan oleh-oleh wisata yang sesuai dengan kebutuhan umat muslim.
Kedua, sudah saatnya Kampung Nila Slilir melakukan penguatan di bidang digital marketing dengan memanfatkan perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat. Digital Marketing merupakan suatu strategi pemasaran menggunakan media digital dan internet.
Menurut pengakuan Muh. Yunus dari Program Studi S1 Pendidikan IPS, kegiatan Qaryah Thayyibah 2022 kali ini menitikberatkan pada penguatan aspek pemasaran digital sebagai kelanjutan dari pendampingan yang telah dilakukan sebelumnya secara intensif. Harapan besar kegiatan ini adalah dapat menghasilkan produk produk unggulan baik dari aspek budidaya Bioflok Ikan Nila maupun dari aspek pengembangan wisata halal. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Supriyono dari program studi S1 Teknik Informatika yang mengemukakan kepada penulis bahwa platform yang dikembangkan dalam kegiatan Qaryah Thayyibah kali ini adalah menggunakan platform Odoo ERP. Pemilihan platform Odoo ERP karena hasilnya cukup stabil dan proses pengembangannya cukup cepat.
Platform tersebut ke depan dapat dimanfaatkan untuk mendukung terwujudnya Halal tourism yang lebih mengedepankan pelayanan berbasis standar halal umat Muslim seperti penyediaan makanan halal, tempat ibadah, informasi masjid terdekat, dan tidak adanya minuman beralkohol di hotel tempat wisatawan menginap.
Wacana pengembangan halal tourism di kota Malang ini sejalan dengan program pemerintah dalam menggalakkan dunia pariwisata sebagai ikhtiar untuk penambah devisa negara di luar sektor migas. Program-program semacam ini diharapkan mampu menarik minat wisatawan dalam negeri dan wisatawan asing untuk hadir sehingga dapat mendatangkan pemasukan bagi keuangan daerah. Efek dari belanja yang dikeluarkan oleh wisatawan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan warga setempat. Pada gilirannya, akan tercipta multiplier effect yang mampu mendorong kemajuan sosial ekonomi masyarakat Kota Malang.
Kolaborasi pengabdian yang dilakukan oleh Muh. Yunus yang berlatar pendidikan ilmu-ilmu sosial-ekonomi dan Supriyono yang berlatar belakang teknik informatika ini dirasakan oleh keduanya cukup efektif. Hal itu tercermin dari hasil evaluasi sementara yang menggambarkan bahwa desain digital marketing yang efektif itu perlu memadukan antara konsep teknologi informasi dengan konsep sosial dan ekonomi yang dibutuhkan masyarakat.
Ihtiar menuju Halal Tourism: Untuk Apa?
Konsep "wisata halal", "wisata syariah", atau "halal tourisme" itu pada hekaketnya adalah sama dengan konsep wisata pada umumnya, yakni sama-sama memberikan layanan keramah-tamahan (hospitality) untuk memuaskan pelanggan wisata. Setiap pelanggan perlu mendapatkan layanan yang aman, nyaman, dan ramah, sehingga mereka puas dan pada suatu saat nanti diharapkan mau kembali lagi untuk berkunjung.
Hal yang membedakan adalah perlunya layanan tambahan dalam aspek amenitas, pertunjukan, dan aksesibilitas yang diberikan kepada para wisatawan muslim untuk memenuhi keinginan, pengalaman, dan kebutuhan yang sesuai dengan keyakinan mereka. Misalnya tersedia makanan halal, tempat bersuci untuk berwudhu, fasilitas shalat, dan lain sebagainya.
Kiranya, Kampung Nila Slilir perlu berinovasi dalam pengembangan wisata halal yang didukung dengan digital marketing. Dalam dunia yang serba digital, pelanggan membutuhkan layanan informasi secara mudah, cepat, dan akurat. Hal ini mengindikasikan bahwa mau tidak mau, pemasaran tradisional pada akhirnya akan ditinggalkan oleh pelanggan. Maka sudah sepatutnya, para pelaku Kampung Nila Slilir menyiapkan diri lebih awal untuk menjawab kebutuhan Halal Tourism.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H