Sabtu pagi itu (30/01/2021). Rintik-rintik hujan mulai membasahi jalanan Kota Malang. Sementara itu, soto Mbah Bedjo mengeluarkan bau sedap seolah menggoda kami. Begitu kami tiba di Jl. Ijen Besar 94 Kota Malang, tempat di mana Soto Mbah Bedjo berada, ritual "Kopdar Tipis-tipis Bersama Bolang" dimulai.
Lokasinya berdampingan dengan area eks gedung School of Business (SOB). Karenanya, soto ini dinamakan Soto Mbah Bedjo-SOB Malang. Tepat di seberang jalan lokasi soto ini, berdiri sebuah kampus yang membuka Program Diploma Kepariwisataan.
Kala itu, Kopdar "tipis-tipis" dilakukan secara terbatas, baik pesertanya maupun waktunya. Kami berlima "ngobrolin komunitas" sembari menikmati "Soto Mbah Bedjo-SOB". Kekhasan soto ini terletak pada menu soto bertabur "koya kelapa". Rasanya semakin yummy, saat dilengkapi dengan menu balungan ayam untuk "dikrokoti". Rasanya gitu bingit, guest! Hehe
Ada beragam jenis soto di Kota Malang. Soto Lamongan, Soto Ayam Lombok, Coto Makassar, dll. Sekian tahun lalu, entah tepatnya kapan, saya pernah ditraktir teman asal Sulawesi untuk menikmati "Coto Makassar" yang ada di daerah Tlogomas. Cara makannya unik. Coto Makasar dimakan sembari menggigit ketupat. Asyik nian.
Ada pula Soto Ayam Lombok persis di samping pintu masuk Pom Bensin Tlogomas. Saya beberapa kali pernah menikmati soto jenis ini. Disajikan dalam wadah pikulan. Semangkuk soto Lombok terdiri atas sedikit nasi, irisan kubis, kentang, kecambah, dan daging ayam kampung. Kuahnya bening dan berwarna kuning basah. Nikmatnya khas. Saya suka yang bercita rasa agak pedas.
Sementara itu, soto Ayam Lombok yang legendaris ada di Jl. Lombok No. 1 Kasin, Klojen, Kota Malang. Disebut legendaris, pasalnya soto ini telah ada sejak tahun 1955 lalu. Depot soto Lombok ini memiliki beberapa cabang yang tersebar di Malang Raya, Pasuruan dan Surabaya.
Sedangkan menurut Mas Izul, Soto Mbah Bedjo saat ini memiliki empat cabang, tiga berada di Malang dan satu cabang lagi ada di Surabaya.
Mas Izul adalah sang photographer Soto Mbah Bedjo. Ia meminta izin untuk memotret kami dengan cara foto candid. Kami bersama komunitas dibiarkan asyik menikmati soto. Saat moment terbaik muncul, ia bidik dengan cameranya tanpa sepengetahuan kami. Begitu cara dia mengambil gambar untuk dijadikan sampel guna memperkenalkan produknya ke pasar.
Bersyukur, di tempat itu kami "membincang sebuah topik" dan menghasilkan program kegiatan bagi para penulis yang tergabung dalam komunitas Blogger Kompasiana Malang (Bolang).Â
Jika tak ada aral melintang, selepas PPKM pada minggu kedua Pebruari 2021, kami bersama para anggota Bolang akan melakukan tracking ke Situs Petirtaan Ngawonggo. Di tempat itu, kami akan menikmati kuliner khas Ngawonggo yang dijajakan di bawah pepohonan bambu yang lagi viral itu.Â