Sejalan dengannya, Whindiarto Yudistiro dari JNE berharap para pelaku UKM mampu "Go Internasional". Hal ini dikuatkan oleh Windhu Aribowo, "JNE hadir bersama Kompasiana agar terjadi kecepatan dalam pengiriman. Bukan hanya kirim kopi dari Surabaya ke Turki, tetapi juga dari Tirtoyudo ke Turki".
Ketanggguhan spirit bisnisnya, tercermin dari pengakuannya, "dari hari demi hari, kami terus mencoba", aku kepala cabang JNE Cabang Utama Malang tersebut di forum Kopiwriting.
Pantang menyerah. Sejak berdiri pada tahun 1990, pelaku usaha nasional ini fokus pada bidang jasa pengiriman dan pendistribusian. Connecting happines diangkat sebagai fokus perhatian layanannya.
JNE terus memperluas usahanya hingga mampu menawarkan jasa pengiriman makanan khas daerah (PESONA), jasa kepabean, penjemputan di bandara, dan jasa pengiriman money emittance.
JNE E-Commerce dan mobile aplication disiapkan sejak tahun 2014. Sebanyak 250 kantor operasional dibangun dan jaringannya diperluas hingga memiliki lebih dari 7.000 outlet di seluruh Indonesia (Press release JNE, 11/9).
Whindiarto Yudistiro yang biasa dipanggil Pak Adis dari JNE itu mengemukakan di forum itu, "targetnya tahun ini bagaimana kita bisa go international, ekspor ramai-ramai bersama JNE".
Â
Tiga Pilar Utama UMKM
Pada bagian akhir kegiatan Kopiwriting, Pak Adis mengemukakan bawa, ada tiga pilar penting yang harus mendapat perhatian UMKM. Pertama, market place; Kedua, fintech; dan Ketiga, logistik (seperti JNE Express).
Pak Adis mengisahkan disertai contoh, "kami mencoba mengirim rawon rampal, dan ternyata bisa terkirim. Target lamanya maksimal 12 jam dan hanya untuk tujuan kota-kota besar. JNE juga bisa mengirim Bakso President, hampir setiap hari ada pengiriman. Kunci lainnya ada pada packaging yang benar, sehingga bisa selamat sampai tujuan...".