Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Surga Wisata Bawah Laut di Menjangan Island

24 Februari 2019   10:44 Diperbarui: 24 Februari 2019   21:38 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi Snorkeling I di dekat Dermaga Pulau Menjangan | Dok. Pribadi (21/02/2019)

Entahlah, apa yang sebenarnya terjadi di goa-goa Pulau Menjangan. Perahu motor tak boleh mendekati tempat-tempat yang berpotensi merusak terumbu karang. Parkir perahu motor pun harus di tempat tertentu, tak boleh sembarangan.

Jika membawa makanan, sampahnya harus dipungut dan dibawa kembali ke perahu motor. Begitu sang pemandu mengingatkan kami. Tujuannya, agar destinasi wisata itu tetap terjaga kebersihannya.

Di tempat spesial itu pun dilarang memancing ikan. Mas Agung bercerita, jika ada yang memancing ikan di tempat terlarang, sang sniper sigap untuk mengingatkannya dari kejauhan.

Berakhir di Pulau Tabuhan

Pesona kawasan wisata bahari ini tak habis hanya di Pulau Menjangan. Di ujung wilayah Blambangan yang masih segaris dengan Pulau Menjangan, terdapat Pulau Tabuhan. Di tempat ini, terlihat lebih jelas degradasi air laut berwarna biru bertemu dengan air laut berwarna hijau.

View Perairan di Pulau Tabuhan| Dok. Pribadi (21/02/2019)
View Perairan di Pulau Tabuhan| Dok. Pribadi (21/02/2019)
Ombak laut saling berkejaran hingga menyentuh bibir pantai berpasir putih Pulau Tabuhan. Berada di sini tak perlu berlama-lama. Cukup sekitar 10 menit. Waktu sebanyak itu sudah cukup dibelanjakan untuk menyusuri tepi Pulau Tabuhan dan berfoto sebelum balik ke GWD.

Sekitar pukul 15.15 Wib kami tiba kembali di GWD. Kami cuci-cuci badan, ganti pakaian dan menjamak shalat dzuhur-ashar di musalah darurat GWD. Kendaraan Hiace segera tancap gas mengangkut rombongan menuju "Osing Deles", gerai oleh-oleh khas Banyuwangi.

Rasa lapar tak bisa diajak kompromi. Di penghujung sore itu, kami meluncur ke warung "Sego Tempong" Mbok Wah. Lokasinya tak seberapa jauh dari lokasi penginapan kami, Santika Hotel. Lokasi kuliner khas Banyuwangi ini menyatu dengan perumahan warga.

Usai shalat maghrib di musalah warung "Sego Tempong Mbok Wah" dan menikmati makanan khas petani khas Banyuwangi yang naik kelas itu, kami bergegas menuju Santika Hotel. Satu pilihan tempat menginap di tengah kawasan perkotaan Banyuwangi yang nyaman.

"Orang boleh membeli layanan wisata sesuka hati, tapi obyeknya tak bisa dibawa pulang. Wisatawan hanya bisa membawa pulang kenangan indahnya".

Pintu Gerbang Dermaga Pulau Menjangan| Dok. Pribadi (21/02/2019)
Pintu Gerbang Dermaga Pulau Menjangan| Dok. Pribadi (21/02/2019)
Sebagai rising star dalam hal pengembangan wisata daerah, semoga Banyuwangi mampu menyuguhkan kenangan "terwangi" buat para wisatawan secara berkelanjutan. Yuk Banyuwangi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun