Wisata Pulau Menjangan cocok untuk kegiatan snorkeling dan scuba diving. Destinasi wisata ini menyajikan pesona kehidupan bawah laut, seperti ikan hias, bintang laut, terumbu karang, dan biota laut lainnya.
Lokasi snorkeling ada dua. Pertama, lokasinya tak jauh dari lokasi dermaga. Di dermaga ini, perahu motor ditambatkan. Meski lagi weekday, saya melihat ada saja turis asing yang tiba di tempat ini.
Sebelum berangkat snorkeling, kami mendapat briefing singkat dari pemandu wisata laut. Kami diberitahu cara memakai pelampung, sepatu katak dan alat bantu pernafasan.Â
Usai briefing, satu per satu menceburkan diri ke laut. Berenang mendekati lokasi terumbu karang. Itulah awal saya ragu untuk mencebur. Ternyata, meskipun tak pandai berenang seperti saya, kegiatan mengapung di atas laut itu "aman-aman" saja. He he :)
Kami naik perahu motor lagi menuju tempat snorkeling yang kedua. Lokasinya tak seberapa jauh dari lokasi pertama. Di lokasi kedua, airnya lebih jernih dari lokasi pertama. Laksana kaca, kehidupan di bawah air laut terlihat lebih jelas. Saya coba melempar sedikit makanan. Sejurus kemudian, aneka ikan berwarna-warni itu memburunya.
Teman-teman kami ada yang melakukan diving, menyentuh terumbu karang, mendekati ikan-ikan. Jepret. Sang pemandu memotretnya dari dalam air laut.
Masih sejalur jalur dengan Menjangan Island, terdapat Bangsring Underwater. Tempat wisata "Rumah Apung", lokasi penangkaran ikan lumba-lumba. Sayang, saya tak sampai mendekati tempat ini. Pasalnya, ada drama kecil di atas laut.
Drama Kecil di atas Air Laut yang Mendebarkan
GWD Banyuwangi-Pulau Menjangan terhubung oleh Selat Bali. Selat ini merupakan pertemuan antara arus Laut Pantai Selatan yang berkarakter relatif "keras" dengan Pantai Utara yang berkarakter "lembut".
Ketika menyeberangi Selat Bali dengan perahu motor saat itu, kami menyaksikan pusaran air palung hanya beberapa meter dari perahu motor kami. Kusebut nama Dzat Yang Maha Pengampun dalam hati. Saya membatin, apakah ini yang disebut fenomena "Segitiga Bermuda" kecil?
Mungkin karena itu, di selat ini belum terbangun laiknya jembatan "Suramadu". Namun kami merasa relatif tenang, karena kami dibantu oleh seorang pemandu snorkeling, kru laut berlisensi, serta seorang pemandu darat dari Yuk Banyuwangi yang menyertai kami.