Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Makna "Wkwk" dan Psikologi Tersenyum

8 September 2018   12:58 Diperbarui: 9 September 2018   08:33 3036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi|Anak-anak Indonesia sedang tertawa gembira | Sumber: bugis46.blogspot.com

Tersenyum, merupakan refleksi dari kesehatan mental seseorang. Bahkan tersenyum kepada orang lain itu bisa dianggap sebagai sedekah.

Saya pernah membaca artikel dalam sebuah Buletin Pskologi, Tahun V, Nomor 2,Tahun 1997. Penulisnya adalah Nidaul Hasanat.

Berdasarkan analisis Facial Feedback Hypothesis, dia sampai pada kesimpulan bahwa perubahan ekspresi wajah merupakan penyebab munculnya emosi. Ketika ekspresi sedih diganti dengan ekspresi senyum, maka perasaan sedih dapat berubah menjadi bahagia.

Dalam buletin itu dijelaskan, bahwa tersenyum atau tertawa itu berhubungan dengan otot zygomatic major. Otot itu dapat menarik sudut bibir atas dan bawah sampai ke tulang pipi yang dapat menyebabkan perasaan gembira. Begitu menurut Darwin dalam Hodkinson (1991) yang dikutip penulis buletin itu.

Mengapa?

Pasalnya, supply darah ke otak meningkat dan jaringan tubuh memperoleh oksigen lebih banyak. Sebaliknya bagi orang yang sedih, supply darah ke otak berkurang. Akibatnya muncul perasaan cemas, depresi, atau menderita.

Demikian cara pandang psikologi melihat ekspesi senyum yang memiliki manfaat positip. Bahagia karena tersenyum itu dapat menjadi obat dari segala penyakit.

Jadi, secara psikologis tersenyum atau tertawa yang wajar dan pada tempatnya itu dapat melepaskan emosi batin seperti rasa kesal, sedih, atau marah.

So, mari terseyum sobat, sebelum tersenyum itu dilarang, wkwk. Bagaimana menurut Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun