Entah seberapa efektif filosofi tersebut jika diterapkan dalam dunia usaha. Konon, orang Jepang justeru menerapkan filosofi semacam itu sebagai modal sosial.
Namun yang jelas, Warung OmBoy menggunakan filosofi pertama sebagai strategi pemasarannya. Bahwa "sing penting rasane enak" (yang penting rasanya enak), meski tempatnya tersembunyi pelanggan akan mencarinya.
Hal yang sama diterapkan oleh Pak Iwan. Setelah berkeliling, ia menemukan tempat ini. Bekas Warung Mie Ramen ala Jepang itu kemudia ia sewa. Sejak 3 Desember 2017, ia membuka cabang Warung OmBoy ke empatnya di Malang. Sementara tiga lainnya, berada di Jember yang sudah berdiri sejak empat tahun lalu. Â
Sementara pemilik usaha (owner) adalah kakaknya sendiri yang bernama Boys Bastian. Dari nama inilah, tercetus nama Warung OmBoy. Nama ini sekaligus dijadikan sebagai personal branding, supaya orang mudah mengingatnya.
Spesialis Lalapan Geprek
Pak Iwan membuka warung spesialis Geprek sebagai andalanya. Geprek berarti penyet. Ayam atau bebek sebelum digoreng, dipenyet dulu dengan "ulek-ulek" agar rasanya empuk.
![Jam Buka Warung Spesialis Geprek (Warung OmBoy)|Dok. Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/02/jam-buka-00-jpg-5ae94854cf01b475f56b4dc2.jpg?t=o&v=555)
Ia mengandalkan cita rasa geprek, produk andalan lalapannya dengan bumbu sambal. Makanan lalapan identik dengan sambal, bukan?
Nah, untuk menjaga cita rasanya, sambal ini harus dikirim dari warung pusatnya (Jember). Bumbunya dari Jember, di sini tinggal "ngulek", tutur pria asal Probolinggo itu menerangkan.
Sambalnya bervariasi: ada sambal galak, bajak, dan geprek. Sambal galak sama dengan sambal bajak, hanya ditambahi bumbu dan digoreng. Sambal bajak identik dengan sambal terasi bercampur tomat yang digoreng. Sedangkan sambal geprek, adalah sambal bawang yang diolesi minyak goreng.
Pedasnya bervariasi dari level 1 hingga 10. Untuk level 10 ke bawah, masih disisipi cabai hijau. Namun untuk level 10 ke atas, semuanya pakai cabe rawit merah, alias cabe super pedas.