Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sensasi Menginap di "Kamar Kapsul Wood Lot Hostel" bersama Bolang

7 Maret 2018   15:07 Diperbarui: 7 Maret 2018   20:53 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meja kursi seperti ruang keluarga ini berada di Lt-2 Hostel Wood Lot/Dokumentasi Pribadi

Kampung Biru di sebelah KWJ/Dokumentasi Pribadi
Kampung Biru di sebelah KWJ/Dokumentasi Pribadi
Memasuki KWJ, kesan saya seperti memasuki laboratorium masyarakat yang hidup. Hanya dengan membayar karcis masuk sebesar sebesar Rp 3.000 (tiga rupiah), pengunjung bebas mengabadikan aneka spot-spot KWJ yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Jodipan.

Suasana di Kampung Warna Wari Jodipan, Malang/Dokumen Pribadi
Suasana di Kampung Warna Wari Jodipan, Malang/Dokumen Pribadi
Pengunjung bebas menaiki "Jembatan Tridi" berbahan kaca dan menikmati view rumah-rumah penduduk bercat warna-warni. Pengunjung pun bisa melanjutkan jalan kaki ke seberang jalan KWJ untuk melihat wisata "Kampung Biru".

Jembatan Tridi/Dokumentasi Pribadi
Jembatan Tridi/Dokumentasi Pribadi
Bahkan, kini telah dibuka wisata "Kampung Lampion" yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari KWJ. Sayang, karena waktu terbatas, kami tak sempat ke Kampung Lampion.

Tak terasa, waktu maghrib tiba, kami segera kembali ke hostel Wood Lot, untuk bersiap mengikuti acara special meeting dengan Pak Ivan selaku owner hostel.

Sharing Session dengan Owner Hostel

Sebelum acara meeting, kami bergantian shalat maghrib di hostel, di bagian ruangan yang kosong. Sebagai pengunjung muslim seperti saya, tentu akan merasa lebih nyaman apabila pihak manajemen hostel berkenan menyediakan musholla kecil di hostel beserta perangkat shalat, seperti sajadah. 

Tepat pukul 19.00 Wib, acara makan malam bersama dimulai, dilanjutkan dengan acara meeting hingga usai sekitar pukul 21.00 Wib. Dalam penjelasannya, Pak Ivan mengatakan:

"Wood Lot Hostel ini baru buka bulan Nopember 2017, jadi baru berjalan sekitar 4-5 bulan sampai saat ini...".

Meeting bersama owner Hostel Wood Lot/Dokumentasi Pribadi
Meeting bersama owner Hostel Wood Lot/Dokumentasi Pribadi
Uniknya, Pak Ivan sendiri mengaku tak memiliki latar belakang perhotelan. Namun, dia melihat Malang kini telah menjelma menjadi kota wisata. Ia melihat peluang dan ingin membuka usaha penginapan. Kebetulan, ia punya teman yang ahli hotel, namanya Pak Salim, dialah yang membantu kami mengkonsep hostel Wood Lot. Demikian penjelasan Pak Ivan, didampingi Pak Salim yang saat itu berada di sebelahnya.

Agar dapat bersaing dengan penginapan di Malang yang kian menjamur, Pak Ivan menghadirkan penginapan yang unik, yakni hostel dengan model kapsul yang exlusive namun harganya tidak mahal. 

Suasana kamar bertingkat di lantai 3 Hostel Wood Lot/Dokumentasi Pribadi
Suasana kamar bertingkat di lantai 3 Hostel Wood Lot/Dokumentasi Pribadi
Wood Lot Hostel Dilengkap dengan kamar ber-AC/Dkumentasi Pribadi
Wood Lot Hostel Dilengkap dengan kamar ber-AC/Dkumentasi Pribadi
"Hostel Wood Lot sengaja dikonsep dengan nuansa kayu yang menggambarkan luxury dengan harga miring", begitu penjelasan Pak Ivan saat ditanya salah seorang kompasianer pada sessi meeting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun