Hal ini menjadi signifikan, karena Indonesia merupakan negeri kepulauan yang memiliki lautan dengan total panjang garis pantai sekitar 99.000 km, seperti tercatat oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) Indonesia.
Jawa Timur misalnya, memiliki Laut Selatan berombak "garang" dan garis pantai yang panjang, membentang dari Pacitan hingga Banyuwangi. Pesona pantainya cukup menggoda wisatawan. Sayang, sampah plastik masih menjadi masalah di tepi pantai.
Saat mudik tahun lalu, kami sempat mampir di pantai "Paseban" (2016) dan "Teluk Love" (2015). Keduanya berada di kabupaten Jember. Pantainya mempesona. Sayang kami mendapati banyak botol plastik bekas minuman berserakan di tepi kedua pantai. Terusik dengan pemandangan itu, lalu saya tulis kalimat ini, "Save Pantai Paseban".
Saya melihat saat itu lautnya bebas sampah. Saya pun berhasil mengambil foto pemandangan laut lewat kamera smart phone. Foto itu, kini beralih menjadi wall paper di layar laptop saya. Laut Indonesia bebas sampah itu cantik luar dalam!
Gary Bencheghib dan saudaranya, Sam, menyuarakan peduli sampah dengan cara unik. Dua pemuda asal Perancis itu naik perahu dari bahan sampah botol plastik di atas Sungai Citarum (2017). Semangat serupa, mereka lakukan untuk laut Bali saat tercemar sampah beberapa tahun lalu. Pecinta Indonesia itu melakukannya lewat aksi "MakeaChange Bali".
Kehadiran sosok-sosok aktivis lingkungan seperti Gary dan Sam itu penting. Namun dia tak cukup kuat jika melakukannya sendirian. Di era media sosial saat ini, keterlibatan para blogger dalam menyuarakan urgensi pengurangan penggunaan sampah plastik sangat dibutuhkan. Seluruh elemen masyarakat perlu bergerak bersama memeranginya, sebelum sampah di darat masuk ke pantai. Yuk tidak membuang sampah sembarangan. Saatnya, lautku bebas sampah.
Sementara itu, pemerintah harus mengatur sistem tatakelola sampah yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Hal ini dipandang mendesak, karena data dari KLHK (2016) menunjukkan indikasi volume timbulan sampah plastik di 22 kota metropolitan dan kota besar di Indonesia cenderung meningkat selama lima tahun terakhir. Volumenya semula hanya 400.000 m3/tahun (2011), kini meningkat menjadi 1.200.000 m3/tahun (2015).
Di pihak lain, pemerintah membangun infrastruktur tol laut untuk mendukung sektor perhubungan dan pariwisata. Pada tahun ini (2017), kinerja sektor pariwisata membuahkan hasil yang menggembirakan. Sektor ini menjadi penyumbang kedua terbesar terhadap penerimaan negara. Jika masalah sampah tidak segera teratasi, maka masa depan sektor ini akan terganggu.Â
Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama 11 kementerian lainnya bertekad memerangi masalah sampah di laut. Kepentingan ini menyangkut hajat hidup banyak makhluk. So, Yuk sekali lagi gemakan Lautku Bebas Sampah.