Di satu sisi orang yang berpuasa patut meningkatkan mutu puasanya, di sisi lain setiap diri yang berpuasa patut meningkatkan mutu literasinya dengan cara melakukan “tadarrus” al-Qur’an.
“Nak, ayo podo nderes Qur’an”, begitu kira-kira yang saya ingat dari petuah guru ngaji kami di kala kecil dulu.
Apa sih nderes itu? “Nderes”itu bahasa lokal (Jawa), serapan dari bahasa Arab "Darasa", yang berarti belajar, studi, menelaah, atau mengkaji. Nderes itu penting!
Unik, aktivitas nderes sambil duduk bersila di depan dampar. Aku rindu dampar itu, tempat mengaji di surau kecil yang biasa disebut langgar. Aku rindu ngaji seperti dulu. Nagji di langgar itu dengan dampar itu! Selamat memperingati Nuzulul Qur’an! Rindu ngaji!
Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Amin.
Malang, 11 Juni 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H