Di suatu malam Ramadhan yang penuh berkah, Allah Swt telah menurunkan Kitab Suci al-Qur’an. Fungsinya sebagai petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang haq dan yang bathil (Q.S. Al-Baqarah: 185).
Wahyu yang turun pertama kali adalah perintah untuk “membaca” (iqra’). Ayat itu termaktub dalam al-Qur’an Surat al-‘Alaq. Izinkan saya membacanya sekali lagi.
- “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan!
- Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
- Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah!
- Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam
- Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. al-Alaq: 1-5).
Perintah iqra' dalam ayat tersebut diulang-ulang sebanyak dua kali. Dalam bahasa pendidikan, kalau ada sesuatu yang patut mendapat perhatian, perlu diulang-ulang (metode repetisi). Berarti kata iqra’ itu penting, bukan? Maknanya, ummat harus melek literasi!
Melalui perantaraan “qalam” (pena) itulah, manusia belajar menghasilkan sesuatu, seperti tulisan. Sejak manusia mengenal tulisan, era pra sejarah berakhir. Begitulah sejarah menunjukkan kepada kita.
Selain iqra’, ayat di atas menyebut kata “qalam” (pena). Kata ini diambil dari kata kerja qalama. Hans Wehr dalam karyanya, A Dictionary of Modern Written Arabic,mengartikan qalama sebagai to cut, clip, pare (nails, etc), prune, trim, lop (trees, etc). Bentuk jamaknya, “aqlam”, berarti reed pen; pen; writing, scripts, calligraphic style, ductus; hand writing…”(Wehr, 1974: 788).
Mengacu pada pengertian leksikal itu, kiranya qalama dapat diartikan memotong sesuatu (to cut) atau memendekkan (prune) ujung suatu benda seperti kuku (nails); dalam konteks ini, dapat diartikan hasil dari menggunakan peralatan pena (pen), yakni berupa tulisan, naskah (scripts), tulisan tangan (hand writing), dan sebagainya.
Refleksi Perlunya Literasi
Namun dalam perkembangannya, dunia literasi bukan hanya sekedar soal “melek huruf” atau baca-tulis. Melek literasi juga berarti melek informasi, melek teknologi, melek keuangan, dan “melek-melek” yang lain sesuai kebutuhan zaman. Literasi ummat patut dihidupkan.
Begitulah. Betapa pentingnya iqra’ di tengah dunia yang sedang bergejolak. iqra' ma baina samawaat wal ardl. Ummat perlu "membaca".
Apa relevansi iqra’ dengan al-qalam? Membaca, menelaah, mengkaji (iqra') itu butuh media; dan media itu adalah pena. Padanan pena saat ini seperti laptop atau PC.
Apa relevansi Ramadhan dengan Nuzulul Qur’an?