Buah-buah apel tampak bergelantungan di sebuah stand, dijajakan untuk pengunjung yang hendak masuk atau baru keluar dari pintu gerbang Café Sawah. Hal ini mengisyaratkan adanya keberpihakan terhadap warga setempat untuk dapat mengakses sumber-sumber ekonomi baru, selain mereka yang direkrut sebagai karyawan café sawah.
Penjual apel di lokasi wisata Pujon Kidul/Dok. Pribadi
Di stand pinggir jalan searah dengan pintu masuk, berdiri sebuah gubuk (stand) penjualan aneka buah dan sayuran. Kami sempat membeli tomat segar yang menurut penjualnya baru dipetik dari sawahnya. Harganya Rp 5.000 per setengah kilo gram. Tepat di depan gubuk ini, terpajang
banner bertuliskan “Dilarang Berjualan Tanpa Seijin Desa”.
Penjual buah dan tomat segar di lokasi wisata Pujon Kidul/Dok. Pribadi
Tak hanya itu, masyarakat Pujon Kidul kreatif memanfaatkan peluang wisata dengan mendirikan sejumlah
home stay. Karenanya, desa wisata ini masuk lima besar sebagai desa wisata nasional untuk kategori
home stay pada tahun 2016 lalu.
Wajar, jika “Pujon Kidul yang masuk lima besar terbaik homestay, kami ikutkan lomba di tingkat ASEAN,” demikian ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Malang Made Arya Wedhantara sebagaimana diwartakan oleh Liputan6.com (11/4/2017).
Implikasinya, Pendapatan Asli Desa (PADes) Pujon Kidul berpotensi terus meningkat, seiring dengan besarnya pemasukan dari jasa parkir, retribusi warung, pajak homestay dan sumber-sumber pendapatan lainnya.
Area parkir kendaraan roda empat/Dok. Pribadi
Deretan mobil dan sepeda motor memenuhi area parkir saat itu, bahkan meluber hingga ke luar area parkir. Fenomena ini menggambarkan Desa Wisata Pujon Kidul ramai pengunjung, terutama saat
week end. Maka wajar, jika disebut-sebut perolehan PADes Pujon Kidul lebih besar dari pada 378 lebih desa-desa lainnya yang ada di Kabupaten Malang.
Area parkir mobil di Desa Wisata Pujon Kidul/Dok. Pribadi
Sembari terus berbenah, perbankan plat merah pun ikut berpartisipasi menghidupkan desa wisata ini. Indikasinya erlihat dari sejumlah gapura bertuliskan Desa Wisata Pujon Kidul dengan menyertakan nama salah satu bank.
Gapura menuju desa Pujon Kidul/Dok. Pribadi
Masyarakat Pujon Kidul lagi semangat-semangatnya menjadikan desanya menjadi kampung produktif. Saya mendapati kebun mini berisi kebun markisa di halaman rumah penduduk, kala kami pulang melewatinya.
Bahkan sejak di lokasi, masih banyak lahan kosong yang belum dioptimalkan. Saya perhatikan, ada kegiatan warga yang sedang merakit bambu-bambu, entah difungsikan untuk spot apa nantinya.
Pekerja sedang merakit bambu di dekat lokasi wisata/Dok. Pribadi
Secara umum, daerah-daerah pinggiran kota di Malang Raya mulai menyadari pentingnya menciptakan inovasi wisata. Sekedar contoh, baru-baru ini di daerah sekitarnya hadir wisata “Taman Kelinci” yang banyak dicari dan “Taman Bulu” yang banyak diburu. Demikian halnya dengan Desa Wisata Pujon Kidul, kini tampak makin ramai dikunjungi.
Desa wisata ini terus berusaha menarik sebanyak-banyaknya pengunjung untuk datang. Baliho besar di tengah sawah dipancangkan. Baliho itu bertuliskan “Malang Kabupaten, the heart of east Java”.
Lihat Travel Story Selengkapnya