Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sensasi Taman Wisata Bunga di Bukit Bulu

18 Januari 2017   15:15 Diperbarui: 19 Januari 2017   19:18 6830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean Pengunjung Naik ke Puncak Taman Bukit Bulu, Batu Flower Garden/Dok. Pribadi

Sejak pertengahan Desember 2016 dan menjadi viral di media sosial, Batu Flower Garden (BFG) ramai diburu wisatawan. Hampir setiap sudut “Taman Wisata Bunga” di kaki bukit Panderman, Kota Batu itu “selfie-able”, alias menarik untuk dipotret. Spot-spotnya sengaja dihadirkan untuk merangsang rasa penasaran, seperti spot I Love You dan Hammock Tower.

Batu Flower Garden, Disebut Pula Taman Bukit Bulu/Dok. Pribadi
Batu Flower Garden, Disebut Pula Taman Bukit Bulu/Dok. Pribadi
BFG masih dalam tahap pembangunan. “Baru sekitar 5% yang dibangun, namun sudah dikunjungi sekitar 400-700 orang/hari. Sebelumnya, hanya 400-an orang per minggu”, demikian tutur Mas Agus Susilo saat menjaga loket Wana Wisata Coban Rais, pintu awal menuju “Taman Bukit Bulu”. Disebut “Bukit Bulu”, konon dahulu kala bukit itu banyak tanaman berbulu.

Bolang di Atas Bukit Bulu, Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Bolang di Atas Bukit Bulu, Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Apa yang unik sehingga para wisatawan tertarik berkunjung? Berikut hasil perjalanan kami bersama Komunitas Bolang setelah melihat kondisi di lapangan.

suasana di Puncak Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
suasana di Puncak Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Suasana Menuju Taman Wisata Bunga

Diiringi rintik-rintik hujan, pagi itu kami berangkat dari Erent Home Stay usai kawan-kawan Bolang sarapan bersamaKami melewati Jalur Lingkar Barat (Jalibar), Wisata Kuda Megastar, Jl. TVRI Oro Oro Ombo, hingga akhirnya tiba di Batu Flower Garden.

Erent Home Stay, Oro Oro Ombo, Kota Batu/Dok. Pribadi
Erent Home Stay, Oro Oro Ombo, Kota Batu/Dok. Pribadi
Kawan-kawan Bolang lagi Sarapan di Erent Home Stay/Dok. Pribadi
Kawan-kawan Bolang lagi Sarapan di Erent Home Stay/Dok. Pribadi
Tiba di mulut pintu gerbang awal, saya memarkir kendaraan merah maron dengan imbal jasa Rp 10.000/mobil. Spanduk bertuliskan “Batu Wisata Flower”, “All About Flower” seolah menyambut kedatangan kami. Sementara banner lain mengingatkan, “Tiket Wisata Wana Wisata Coban Rais Rp 10.000/orang. Buka jam 07.30 Wib, tutup jam 15.00 Wib”.

Spanduk Soft Opening Batu Flower Garden di Pintu Masuk/Dok. Pribadi
Spanduk Soft Opening Batu Flower Garden di Pintu Masuk/Dok. Pribadi
Loket Masuk ke BFG, Kawasan Wana Wisata Coban Rais/Dok. Pribadi
Loket Masuk ke BFG, Kawasan Wana Wisata Coban Rais/Dok. Pribadi
Untuk sampai ke BFG, memang harus melewati mulut pintu gerbang Wana Wisata Coban Rais, karena BFG berada di dalam area wisata yang sama.

Mas Agus (bertopi), Penjaga Loket Pintu Masuk Wana Wisata Coban Rais/Dok. Pribadi
Mas Agus (bertopi), Penjaga Loket Pintu Masuk Wana Wisata Coban Rais/Dok. Pribadi
Menuju BFG, kami menyusuri jalan setapak yang beberapa ruas jalannya becek, licin, dan tak berpaving. Bayang-bayang kami pun tak tampak, sebab sinar mentari terhalang rintik-rintik hujan dan kabut halus yang menari-nari di antara pepohonan pinus. Sementara gemericik air berwarna coklat di sisi jalan, mengalir jauh mengikuti takdirnya sendiri.

Jalan setapak Menuju Lokasi BFG/Dok. Pribadi
Jalan setapak Menuju Lokasi BFG/Dok. Pribadi
Sungai di sisi kanan jalan setapak menuju Batu Flowr Garden/Dok. Pribadi
Sungai di sisi kanan jalan setapak menuju Batu Flowr Garden/Dok. Pribadi
Alih-alih menghindari jalan becek, kami berpapasan dengan seorang ibu tua sedang menahan beban di atas kepalanya, sementara tangan kanannya memegang tongkat penyangga. Semoga, pengembang wisata dan para pihak terkait, ramah terhadap nasib penduduk lokal seperti ibu itu.

Berpapasan dengan Penduduk Lokal Wana Wisata Coban Rais/Dok. Pribadi
Berpapasan dengan Penduduk Lokal Wana Wisata Coban Rais/Dok. Pribadi
Sensasi Spot Spot Selfie di Batu Flower Garden

Setelah kami melihat di lokasi, area BFG memang “Selfiable”, nyaman dibuat foto selfi, wellfie, groovie atau apalah namanya. Hemat saya, spot-spot yang ditawarkan pengelola BFG cukup menarik, sayang belum diimbangi dengan kelengkapan infrastruktur pendukungnya, seperti jalan yang mulus, pagar pembatas yang aman, dan koleksi bunga-bunga langka.

Tangga Naik Turun di Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Tangga Naik Turun di Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Hal itu dapat dimaklumi, mengingat pembangunannya memang belum selesai, bahkan masih berjalan sekitar 5 persen. Namun karena keburu didatangi banyak pengunjung, kondisi di lapangan belum menampakkan totalitas pesonanya. Jika pembangunannya sudah 100% rampung, tentu pengunjung dapat menikmati sensasi yang berbeda.

Naik di Puncak Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Naik di Puncak Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Untuk menghindari terpeleset atau jatuh, pengunjung Batu Flower Garden perlu hati-hati. Terutama bagi anak-anak, sejak melewati jalan setapak yang licin dan tepi jurang yang hanya berpagar bambu, perlu lebih berhati-hati.

Jalan Setapak Naik ke Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Jalan Setapak Naik ke Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Para pengunjung tampak berderet memanjang, silih berganti menaiki lereng bukit. Aktivitas utama di tempat ini adalah menikmati spot flower garden sambil membidikkan camera.

Lereng Taman Bunga di Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Lereng Taman Bunga di Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Bolang di Atas Puncak Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Bolang di Atas Puncak Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Tak jauh dari spot flower, saya melihat para remaja sedang berganti-ganti gaya di atas papan berdesain I Love You. Mereka siap di-shoot fotografer bercamera DSLR dari “gardu pandang”. Dari gardu pandang ini, petugas pemotret leluasa membidik objeknya, sekaligus menyapu lanskap view pegunungan yang menjadi latarnya. Tentu tidak gratis.

Spot I Love You di Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Spot I Love You di Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Spot I Love You/Dok. Pribadi
Spot I Love You/Dok. Pribadi
Berapa beayanya? Harga tiket masuk BFG dipatok Rp 25 ribu, pengunjung berhak mendapatkan dua spot gratis. Untuk mendapatkan akses di spot-spot pilihan seperti spot flower, I Love You, Ayunan, dan Pinus, masing-masing dikenakan beaya Rp 10 ribu. Sementara di Hammock Tower, dikenakan beaya Rp 15 ribu.

Salah satu Gardu Pandang di Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Salah satu Gardu Pandang di Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Untuk yang disebut terakhir, spot Hammock Tower, adalah tempat tidur gantung. Saya sempat menghitung dari kejauhan, di sebuah spot terdapat 7 lapis hammock berayun-ayun di antara dua pohon pinus yang dijadikan sebagai tiangnya. Pohon pinus yang menjulang tinggi itu, layaknya sebuah tower.

Hammock Tower Tampak dari Kejauhan/Dok. Pribadi
Hammock Tower Tampak dari Kejauhan/Dok. Pribadi
Untuk beaya foto di setiap spot, rinciannya seperti tertulis di papan promosi berikut ini.

Tarif Harga Jasa Masuk dan Foto di Spot Spot Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Tarif Harga Jasa Masuk dan Foto di Spot Spot Batu Flower Garden/Dok. Pribadi
Konsep Pengembangan Taman Wisata Bunga

Kawasan wisata BFG ini sesungguhnya belum jadi, masih dalam tahap proses pengembangan. Secara global, konsepnya barangkali tak jauh berbeda dengan konsep wisata Bukit Barade di Magelang, Bukit Panguk Kediwung Dlingo di Bantul, atau Watu Layah Tlogopucang di Temanggung, dan lain sebagainya.

Namun yang beda, bahwa BFG ke depan hendak dikembangkan sebagai taman edukasi serba bunga. Anak-anak sekolah misalnya, dapat belajar mengenal aneka macam bunga, termasuk bunga-bunga langka, demikian jelas Mas Agus kepada kami.  

Bolang Saat Mewancara dengan Mas Agus di Pintu Masuk/Dok. Pribadi
Bolang Saat Mewancara dengan Mas Agus di Pintu Masuk/Dok. Pribadi
Tak hanya itu, para pengujung bisa berkompetisi merangkai bunga di taman. Konsep BFG, didesain mengikuti kontur alam, tanpa merusak kontur asli kawasan Wana Wisata Coban Rais, demikian tambah Mas Agus.

Bolang di Puncak BFG/Dok. Pribadi
Bolang di Puncak BFG/Dok. Pribadi
Jika saya perhatikan denah Wana Wisata Coban Rais, terdapat 10 ground atau area wisata yang hendak dikembangkan. Di ground bagian depan misalnya, sudah terbangun loket karcis, MCK, area pakir sepeda motor beratap dan tersedia area parkir mobil terbuka.

Sarana MCK di Belakang Loket Masuk Wisata/Dok. Pribadi
Sarana MCK di Belakang Loket Masuk Wisata/Dok. Pribadi
Bagi pengunjung yang suka berkemah, tersedia happy camping ground. Tapi bagi para penyuka tantangan seperti penjelajah alam, mereka dapat naik ke kawasan menantang hingga mencapai waterfall di puncak Wana Wisata Coban Rais.

Happy Camp Groun, Coba Rais/Dok. Pribadi
Happy Camp Groun, Coba Rais/Dok. Pribadi
Kota Wisata Batu (KWB) yang letaknya pada ketinggian rata-rata 871 m di atas permukaan laut ini, seolah tak habis-habisnya dieksplorasi. Kota Batu dikelilingi alam pegunungan, berhawa sejuk, dan cocok sebagai destinasi wisata. Bahkan di bagian bawah yang landai dekat daerah Dau misalnya, kini sedang dikembangkan wisata baru bernama Jatim Park 3.

Pepepohonan Pinus di Kawasan Wisata Coban Rais Menuju BFG/Dok. Pribadi
Pepepohonan Pinus di Kawasan Wisata Coban Rais Menuju BFG/Dok. Pribadi
Tampaknya, dewasa ini setiap daerah dituntut kreatif sekaligus solutif dalam mengembangkan potensi wisata yang dimiliknya. Pembangunan tematik menjadi trend belakangan ini. Jika berhasil, pada gilirannya berpotensi mengerek Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pelaku ekonomi lokal pun berpeluang dapat mengakses rezeki, seperti berdirinya beragam tempat penginapan semisal homestay. Dibukanya Batu Flower Garden, merangsang lapak-lapak baru bermunculan. Sekedar contoh, di kawasan itu kini berdiri lapak baru berlabel “Pijat Capek & Sehat, Batu Flower Garden”.

Lapak Jasa Pijat Cpek & Sehat/Dok. Pribadi
Lapak Jasa Pijat Cpek & Sehat/Dok. Pribadi
Walhasil, semoga kehadiran BFG menjadi alternatif baru bagi para wisatawan, sekaligus membawa berkah bagi masyarakat sekitar. 

Berwisata ke Malang tanpa mampir ke Batu, seolah Anda melewatkan pesona De Klein Switzerland, Swiss kecil di Pulau Jawa. Selamat berkunjung, dan nikmati sensasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun