Aneka produk herbal di Gelri Rumah Produksi Herbal Baznas Kota Malang/Dok. Pribadi
Contoh Produk dalam botol di Rumah Produksi Herbal Baznas Kota Malang/Dok. Pribadi
Aneka Produk di Galeri Rumah Produksi Herbal/Dok. Pribadi
Aneka produk olahan Rumah Produksi Herbal/Dok. Pribadi
Rumah Produksi Herbal itu, berdiri di tanah lahan seluas sekitar 0,5 ha. Khusus untuk bangunan Rumah Produksi Herbal, saya perkirakan berukuran 4 m x 10 m. Bangunan ini menghadap ke arah kebun herbal. Sementara di sampingnya, terdapat lahan kosong milik warga, kira-kira seluas 1 ha.
“Ada 10 ha lahan kurang produktif milik warga yang siap ditanamai dengan pola bagi hasil”, demikian menurut Mas Fauzan, pemilik nama lengkap Dr. H. Fauzan Zenrif, M.Ag, Ketua Baznas Kota Malang Periode 2014-21018, saat ngobrol dengan saya di gazebo samping kebun itu.
Sebagian besar area kebun ditanami bunga rosella, stevia, dan ubi ungu untuk percontohan. Selebihnya, ada tanaman pecut kuda dan kumis kucing. Dalam jumlah kecil, ada tanaman jeruk nipis dan sirih merah. Saya baru pertama mengunyah daun Stevia di kebun herbal itu, ternyata rasanya manis. Tak heran, stevia cocok untuk pengganti gula yang ramah bagi kesehatan.
Tanaman Stevia di Kebun Herbal Baznas Kota Malang/Dok. Pribadi
Bunga Rosella di Kebun Rumah Produksi Herbal/Dkok. Pribadi
Tanaman Kumis Kucing di Kebun Rumah Produksi Herbal/Dok. Pribadi
Daun Sirih Merah di Kebun Rumah Produksi Herbal/Dok. Pribadi
Keunikan lain, kebun herbal itu dikelilingi gazebo dari bahan bambu dan beratapkan ijuk. Saya merasakan, tempat ini cocok untuk
leyeh-leyeh sambil menikmati udara segar dan kebun herbal. Setting lokasinya, memungkinkan Rumah Produksi Herbal sekaligus dijadikan sebagai tempat
Wisata Herbal dan pemantik pemberdayaan ekonomi lokal.
Sayang, kendaraan sebesar bus cukup sulit masuk ke lokasi, karena jalannya relatif kecil. Namun infrastruktur jalannya sudah beraspal dan lokasinya tidak begitu jauh dari pusat perkotaan.
Peran PKKM Baznas Kota Malang
Secara manajerial, Rumah Produksi Herbal dikelola oleh CV PKKM, dengan Ibu Erna Susanti selaku komisarisnya. Pada tahap-tahap awal, pendanannya disupport oleh Baznas Kota Malang. Mas Fauzan dalam sambutannya melaporkan, dana sebesar Rp 50 juta digunakan untuk pengadaan peralatan mesin Rumah Produksi Herbal dan gazebo untuk rest area.
M. Rois Amin, dkk santai di Gazebo selepas acara peresmian Rumah Produksi Herbal/Dok. Pribadi
Untuk menunjang tenaga operasionalnya, PKKM merekrut kader-kader warga lokal. Pada saat peninjauan lokasi, saya melihat petugas PKKM yang berpakaian putih-putih dan bermasker, melakukan demo proses pembuatan produk herbal di hadapan Wali Kota Malang. Dalam kesempatan itu, juga ada layanan kesehatan untuk lansia.
Petugas PKKM di Rumah Produksi Herbal/Dok. Pribadi
Pemeriksaan Kesehatan Lansia di Rumah Produksi Herbal/Dok. Pribadi
“Baznas punya program layanan kesehatan masayarakat secara gratis, diperuntukkan terutama buat para janda dan warga lansia”, demikian tutur Mas Fauzan kepada saya dalam kesempatan lain.
Ketua Baznas Kota Malang itu juga menjelaskan, bahwa anggota binaan PKKM Baznas sekaligus didaftarkan sebagai peserta BPJS Kota Malang. Setiap bulan, ada dokter yang mendatangi mereka dan memeriksa kesehatannya.
Manfaatnya, pengelola BPJS Kota Malang merasa beruntung. Mengapa? Menurut hasil pantauannya, berkat bantuan layanan PKKM Baznas, para peserta BPJS jarang pergi ke rumah sakit. Selain merasa senang karena mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara rutin, mereka memperoleh bantuan sosial. “Hingga saat ini, terdapat 1.200 lansia binaan Baznas di Kota Malang”, tambahnya.
Para Lansia ikut menghadiri acara Peresmian Rumah Produksi Herbal/Dok. Pribadi
Saya menangkap harapannya, bahwa agar bantuannya tidak sekedar bersifat santunan (konsumtif), maka dipandang perlu punya Rumah Produksi Herbal. Para lansia itu, sambil lalu sekaligus didorong untuk memelihara tanaman herbal di rumahnya masing-masing untuk dirinya sendiri.
Lihat Inovasi Selengkapnya