“Dimanapun Anda berada sekarang, selalu ada tempat unik dalam radius 10 km untuk Anda jadikan tempat liburan yang sederhana”. Kata-kata bijak itu kiranya cocok seperti yang kami alami saat menikmati rekreasi sebuah hutan kota berjuluk Kebon Rodjo. Mau tahu?
Kebon Rodjo atau cukup disebut Bon Rodjo, tak lain adalah Hutan Kota Malabar, salah satu paru-parunya kawasan kota Malang. Hutan tengah kota seluas 16.178 m2 itu, pada awalnya bernama Kebon Rodjo atau cukup disebut Bon Rodjo,karena kerap dimanfaatkan oleh anak-anak sekitar lokasi untuk bermain bola dan lempar lembing.
Pepohonan Cemara Angin yang tumbuh di hutan itu mengeluarkan bunyi “desis” saat diterpa angin. Menurut sejarahnya, lahan itu mulanya merupakan tanah kosong yang pada zaman Belanda dimanfaatkan untuk resapan air. Di dalamnya terdapat bangunan kolam yang disebut “Bozem”. Anak-anak kampung di sekitarnya, suka bermain di areal Bon Rodjo.
Seiring dengan perkembangan zaman, Bon Rodjo dilakukan konservasi dan diresmikan sebagai Hutan Kota Malabar oleh Walikota Malang, H. Mohammad Anton pada 4 April 2016 lalu. Selain untuk konservasi air, ruang terbuka hijau ini berfungsi pula sebagai paru-parunya kota, penyeimbangan lingkungan, tempat edukasi kesehatan dan rekreasi.

Pada prinsipnya, mereka protes bukan tidak setuju pada revitalisasi, tetapi lebih pada desain optimalisasi fungsi hutan kota. Alih-alih melakukan “revitalisasi”, justeru yang dikhawatirkan mereka adalah tindakan “renovasi” yang malah berpotensi merubah fungsi-fungsi ekologis hutan menjadi lebih sekedar sebagai semacam Taman Kota.
Penasaran bagaimana kondisi Hutan Kota Malabar setelah 7 bulan diresmikan sekaligus untuk refreshing, kami sekeluarga mengunjungi lokasi itu pada hari Minggu lalu (13/11). Apa saja isi hutan itu?
Hutan Kota Malabar Pasca Diresmikan
Seperti namanya, Hutan Kota Malabar berada di Jalan Malabar, Kelurahan Oro Oro Dowo, Kec. Klojen, Kota Malang. Hutan kota itu sebenarnya tidak begitu jauh dari rumah kami, yang hanya terpaut sekitar 5 km. Dari stasiun Kota Malang, jaraknya hanya sekitar 3,5 km - 5 km. Lokasinya berdekatan dengan kawasan Jalan Ijen Boulevard.
Meskipun saya sering melewati jalan Malabar, namun baru kali ini saya masuk ke dalam hutan tengah kota itu. Benar seperti kata-kata bijak di atas, bahwa “selalu ada tempat unik dalam radius 10 km untuk Anda jadikan tempat liburan yang sederhana”. Pasalnya, tempat itu free acces alias gratis, kecuali membayar beaya parkir sebesar Rp 2.000 - Rp 3.000, masing-masing untuk kendaraan roda dua dan roda empat.





Untuk itu, disediakan jalur untuk lari-lari kecil mengitari area hutan dengan panjang lintasan 550 m.
Menurutku, jalur yang paling cantik adalah jalur lurus di tengah yang membelah kawasan Hutan Kota Malabar. Jalur ini membentang di antara area Plaza 1 hingga Reservoir. Di kiri kanan sepanjang jalur tengah ini, tumbuh pepohonan cemara yang menjulang tinggi.




- Tempat penampungan air dan resapan air hujan,
- Penampungan air dari daerah Oro Oro Dowo menuju kali Oro Oro Dowo
- Tempat minum beberapa fauna hutan
Jika hendak ke sana, sebaiknya pada waktu pagi hari, karena segarnya alam Hutan Kota Malabar sedemikian berasa. Jalan-jalan pagi mengitarinya sekitar setengah jam saja, manfaatnya cukup berasa. Pengunjung dapat sepuas-puasnya menghirup oksigen segar alami produksi ruang terbuka hijau, salah satu paru parunya kawasan kota Malang.
Hutan kota ini dilengkapi pula dengan jalur khusus yang berisi bebatun kecil, berfungsi untuk kesehatan, semacam pijat refleksi untuk telapak kaki secara alami.

Sembari jalan-jalan mengitari areal hutan kota, saya amati pohon Dewandaru, Beringin, Matoa, Nangka, Palem Raja, Bambu, dan lain-lain. Pohon Trembesi dan Sengon, terlihat sebagai pohon yang paling besar di antara pepohonan yang ada.




Eit, ternyata anak-anak masih sempat main-main di tempat parkiran sepeda onthel ini, sesaat sebelum mencari makanan di tempat lain dan balik ke rumah.

Ternyata, rekreasi itu memang tidak harus jauh. Rekreasi tidak harus di tempat istimewa dan berbeaya mahal. Rekreasi cukup bersama keluarga, sahabat atau orang-orang tercinta di tempat yang sederhana.

Kami bersyukur, dapat melakukan hal-hal itu bersama keluarga di Hutan Kota Malabar, paru-paru kawasan perkotaan di jantungnya Kota Malang. Yuk sesekali waktu berkunjung ke sana. Bagaimana menurut Anda, asyik bukan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI