Saya adalah seorang ayah bagi ketiga anak-anak kami. Putri bungsu kami, baru masuk TK, sebut saja namanya Sayla. Putra kedua, si Robby, masih duduk di bangku MI/SD. Keduanya, bersekolah di sekitar kawasan Jalan Bandung, tak seberapa jauh dari rumah kami. Sedangkan putra pertama, si Azka, belajar di SMA sekaligus tinggal di sebuah pesantren.
Hampir dua tahun, Azka tinggal di pesantren dekat hutan pinus. Ada pengalaman unik, saat kami sekeluarga menjenguknya pada hari Minggu tadi (6/11). Segarnya kawasan alam antara Malang-Pacet, seolah berpadu dengan VFresh Aromatherapy, sekaligus menjadi solusi bagi perjalanan kami. Bagaimana kisahnya?
“Yah, besok Minggu ini dia pesan minta dikirimi bekal, obat-obatan dan vitamin”, demikian kata isteri saya sehari sebelum berkunjung. Maklum, kehidupan Azka di pondok tak seperti layaknya di rumah. Acapkali dia minta dibawain bekal plus obat-obatan dan vitamin. Kedua adiknya selalu ikut ketika kami menjenguknya, karena tak ada yang menjaganya di rumah.
“Baiklah, besok jam 06.00 Wib kita berangkat bersama”, jawabku. Hore, besok kita pergi jalan-jalan lagi, Sayla tampak riang gembira begitu mendengar akan diajak pergi.
Minggu pagi pukul 06.10 Wib. Kami berangkat dari Malang menuju Pacet lewat jalur utama Lawang-Pandaan. Begitu sampai di Prigen, kami belok kanan, melewati jalan berkelok-kelok dan naik turun hingga sampai di Kembang Belor, Pacet.
Wow… insfrastruktur sepanjang jalan raya Mojosari sangat baik, lebar dan mulus. Bahkan jalan terobosan dari areal hutan pinus Mojosari menuju Kembang Belor, Pacet, sekarang makin lebar dan kondisinya cukup mendukung bagi pengembangan kawasan wisata alam.
Sejak dari Prigen terdapat banyak hotel dan villa, rumah makan, dan spot-spot wisata outbound. Di Tretes misalnya, terdapat Treetop Adventure Park, salah satu lokasi outbound yang menyuguhkan uji nyali, peserta harus melewati satu pohon ke pohon lain dengan tantangan berbeda. Sayang, saya tak sempat mampir ke sana.
Masyarakat lokal di sekitar kawasan Mojosari Pacet, memanfatkan potensi alamnya dengan membuka warung atau lapak-lapak kecil. Aneka buah segar dan hasil bumi mereka jajakan di pinggir jalan, seperti buah pisang, semangka, durian, dan lain sebagainya.