Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merajut Asa Bersama Komunitas Bolang di Camilo

31 Oktober 2016   18:08 Diperbarui: 1 November 2016   01:33 2567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akses masuk menuju area dalam Camilo Colours and Garden di Joyo Agung, Malang/Dok. Pribadi

Momen Indah di Bawah Pepohonan Jati, CaféCamilo.

Unik. Coffe Camilo tempatnya berada di tengah tanaman pepohonan jati dekat pinggir kota, tepatnya di daerah Joyo Agung. Di kiri kanan jalan Joyo Agung menuju lokasi, dulu sangat sepi. Hanya terdapat beberapa rumah penduduk dan tanah pekarangan, pepohonan sengon, jati, dan sejenisnya. Jaraknya sekitar 1,5 dari Villa Bukit Tidar (VBT), Kota Malang.

Berkat kreativitas para entrepreneur yang hadir di kawasan Joyo Grand dan Joyo Agung, daerah yang sebelumnya sepi itu kini jadi ramai. Setidaknya, terdapat tiga tempat coffee bersetting alami yang saling berdekatan dan laris manis di kawasan itu. Ada nama Cokelat Klasik, Bukit Delight, dan Camilo. Harganya pun relatif bersahabat untuk warga yang tinggal di daerah berjuluk Kota Tribina Cita (kota Pendidikan, Wisata, dan industri jasa).

Suasana siang hari di Cokelat klasik/Dok. Pribadi
Suasana siang hari di Cokelat klasik/Dok. Pribadi
Kopdar Bolang di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Kopdar Bolang di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
me-at-camilo-58174bb6569373c55fd37e31.jpg
me-at-camilo-58174bb6569373c55fd37e31.jpg
Bolang siap memesan menu di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Bolang siap memesan menu di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Sekitar pukul 16.15 Wib, kami tiba di Bukit Delihgt, sebelum masuk ke Café Camilo. “Maaf, sudah closed”. Begitu kata si penjaga parkir.  “Jam segini sudah tutup?”, pikirku. Ternyata, tempat itu sudah penuh, tempat parkir pun sudah tak cukup.

Lanjut. Kendaraan melaju pelan menuju Café Camilo, jaraknya hanya berselebahan berapa meter dengan Bukit Delight. Lega, ternyata kami dapat tempat duduk. Agar cukup dan bisa duduk melingkar bersama, maka kami menyatukan meja No. 53 dan No. 56.

Kala itu, hujan baru saja reda. Kami menempati meja duduk unik dengan atap payung besar warna-warni. Meja kursi lain tampak sengaja diletakkan di area terbuka, tepat di sela-sela pepohonan, lengkap dengan lampu-lampunya. Saat petang hari tiba, cahaya lampu-lampu itu kontras dengan gelapnya malam. 

Warna warni lampu di salah satu sudut Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Warna warni lampu di salah satu sudut Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Suasana malam hari dengan aneka lampu berlatar pepohonan di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Suasana malam hari dengan aneka lampu berlatar pepohonan di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Café Camilo bertemakan colours and garden.  Pasalnya, lokasi café berada di tengah pepohonan, disetting seperti taman. Ada beberapa bunga simbar menjangan menempel di pohon itu. Tersedia spot untuk berfoto selfie ria.

Dari luar, tempat itu sekilas terlihat biasa-biasa saja. Ternyata, di dalamnya menyimpan banyak rahasia. Pengelola Café Camilo, rupanya pandai “menjual konteks, bukan semata menjual konten”. Makanan boleh sama, tapi suasananya harus beda. Pengelola café tampaknya berhasil menerapkan strategi marketing itu. Andai tamannya diperkaya dengan bunga-bunga hidup, suasananya makin asyik.

Bagaimana dengan Menunya?

Meski Café Camilo berkesan menjual konteks, bukan berarti menunya diabaikan. Makanan nasi gorong berlabel Chicken Fried Rice misalnya, lumayan bersahabat di lidah. Sayang, teman-teman berkata, bumbunya sebaiknya diperkaya rasa. Tapi tentang minuman espresso, kiwi fruit squash, lychee tea, dan lychessrape,cukup menggoyang lidah. Nilai 9 deh!

Aksi potret memotret menu makanan di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Aksi potret memotret menu makanan di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Chicken Fried Rice, nasi goreng ala Camilo/Dok. Pribadi
Chicken Fried Rice, nasi goreng ala Camilo/Dok. Pribadi
Nasi goreng berjuluk Chicken Fried Rice di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Nasi goreng berjuluk Chicken Fried Rice di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Aneka minuman di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Aneka minuman di Cafe Camilo/Dok. Pribadi
Eit… ini kan bukan sekedar dolan atau makan-makan. Hasilnya ngobrolnya mana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun