Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Keunikan Wirausaha Bakso Wong Duro, Bakso Instan Ala Fauzi

1 Oktober 2016   08:22 Diperbarui: 1 Oktober 2016   19:31 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakso Wong Duro dalam bentuk Beku, 1 kemaan berisi 20 pentol bakso, lengkap dengan bumbunya/Dok. Pribai

Masyarakat Indonesia pada umumnya penyuka bakso. Produk olahan ini tak mengenal cuaca dingin atau panas. Enak dikonsumsi di segala waktu. Nah, yang tak biasa, bakso tersebut sengaja dibuat dalam bentuk instan, dikemas bermerk “Bakso Wong Duro”. Di tangan Fauzi yang sudah menekuni bakso selama lebih kurang 20 tahun, bakso cepat saji itu diproses dengan peralatan modern, higienes, dan dijamin kehalalan produknya. Rasanyapun sangat bersahabat. Bisa bikin lidah ingin bergoyang terus, hehe :)

Tak hanya itu, Bakso Wong Duro, telah melewati Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Universitas Brawijaya Malang. Produknya juga telah dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Satu hal yang membanggakan, Fauzi yang juga Ketua Baitul Maal Az Zahra itu “berkeinginan” menginfaqkan 10% dari keuntungannya kepada lembaga filantropi binaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) kota Malang, demikian akunya kepada Bolang usai menghadiri LauchingBakso Wong Duro di gudang produksinya yang berada di Jl. Satsuit Tubun, Kebonsari, Sukun, Malang (Rabu, 28/09/2016).

Lauching Bakso Instan Bermerk Bakso Wong Duro di Gudang Produksi, Jl. Satsuin Tubun, Kebonsari, Sukun, Malang/Dok. Pribadi
Lauching Bakso Instan Bermerk Bakso Wong Duro di Gudang Produksi, Jl. Satsuin Tubun, Kebonsari, Sukun, Malang/Dok. Pribadi
Setidaknya, ada 5 keunikan wirausaha Bakso Wong Duro ala Fauzi yang berhasil Bolang himpun. Informasi itu kami peroleh saat menghadiri Lauching dan berlanjut ngobrol di stand baksonya yang beralamatkan di Jl. S. Supriadi, No. 8A, Malang, tepat di seberang jalan depan kantor Samsat. Sambil ngopi bareng, tak terasa pukul 20.45 Wib tiba, pertanda kami berdua, Mas Hery dan saya dari Bolang, segera undur diri. Berikut saya sharing hasil kunjungan dan perbincangan kami dengan Fauzi, yang juga ketua Baitul Maal Az-Zahra, binaan Baznas Kota Malang.

1. Inovasi Produk Bakso Wong Duro

Bakso Wong Duro, artinya bakso orang Madura. Ini bukan sekedar tentang nama atau branding. Ada dua varian produk Bakso Wong Duro.Pertama, bakso biasa yang dimakan selagi hangat. Produk ini sudah dipasarkan di stand bakso Jl. S. Supriadi No. 8A, Kota Malang. Kedua, produk instan dalam bentuk beku dengan merk sama, Bakso Wong Duro. Nama ini dipertahankan, karena sudah lama dikenal pelanggan.

Varian Produk Beku (Siap Saji) Bakso Instan Wong Duro/Dok. Pribadi
Varian Produk Beku (Siap Saji) Bakso Instan Wong Duro/Dok. Pribadi
Pada umumnya penyuka bakso seperti saya, aspek cita rasa menjadi pertimbangan. Bakso Wong Duro, menggunakan bahan daging sapi super tanpa bahan pengawet. Pentolnya empuk, baksonya berasa, kuahnya sedap, dan cocok untuk lidah saya. Mencium baunya saja, sedaap.. :)

Penthol Bakso Wong Duro Di Mesin Freezer/Dok. Pribadi
Penthol Bakso Wong Duro Di Mesin Freezer/Dok. Pribadi
Namun bakso tidak sekedar tentang cita rasa. Banyak unsur yang melekat padanya, seperti ketepatan ukuran, kemasan, selera, kandungan gizi, higienes, dan harganya. Apalagi, didukung dengan penjualnya yang ramah. Intinya, kumpulan dari semua yang dibutuhkan pelanggan, terpenuhi. Misalnya, terdapat petunjuk cara mengkonsumi dan angka kandungan gizi di kemasan Bakso Wong Duro. Pelanggan di mana saja dapat memesannya lewat CV. Karya Kebonsari yang Fauzi kelola.

2. Proses Produksi Menggunakan Mesin Modern

Untuk menjamin mutu produk, proses pembuatan Bakso Wong Duro menggunakan mesin produksi modern. Mula-mula, disiapkan daging sapi segar jenis super. Usai dicuci bersih, dimasukkan ke dalam mesin penggiling daging untuk dilembutkan. Olahan daging dimasukkan ke dalam mesin pembuat pentol. Hasilnya, pentol bakso berbentuk bulat dan ukurannya seragam. Beda hasilnya bila dicetak dengan cara manual.

 
Untuk menjamin higienitas, pentol dibersihkan menggunakan mesin vacuum sebelum dikemas. Sementara itu, mesin lain menggiling bumbu dan dipacking. Bumbu dan pentol kemudian dikemas dengan mesin packing. Bakso siap disimpan dalam cool storage atau freezer (almari pendingin). Tiap bungkus, berisi 20 pentol bakso lengkap dengan bumbunya. Bakso Wong Duro siap dipasarkan.

Mesin Produksi Bakso Wong Duro di Pabriknya Jl. Satsuin Tubun, Kebonsari, Sukun, Malang/Dok. Pribadi
Mesin Produksi Bakso Wong Duro di Pabriknya Jl. Satsuin Tubun, Kebonsari, Sukun, Malang/Dok. Pribadi
Mesin Pembuat Pentol Bakso Wong Duro di Gudang Produksi/Dok. Pribadi
Mesin Pembuat Pentol Bakso Wong Duro di Gudang Produksi/Dok. Pribadi
Mesin pengepak bumbu Bakso Wong Duro/Dok. Pribai
Mesin pengepak bumbu Bakso Wong Duro/Dok. Pribai
Berapa harganya? Harga di tingkat pelanggan akhir kala itu dipatok Rp 20.000/pack. Sementara harga bakso biasa yang Fauzi jual di depan kantor Samsat itu, harganya Rp 10.000/mangkuk. Untuk porsi jumbo harganya Rp 12.000/mangkuk. Jika dibandingkan dengan bakso biasa, sebenarnya bakso instan itu harganya relatif sebanding untuk rata-rata setiap porsinya.

3. Kandungan Gizi dan Kehalalan Produk

Untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi (AKG), Fauzi melakukan uji lab di Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Universitas Brawijaya Malang. Tertera hasil pengujian lab tanggal 19 Mei 2016. Bakso Wong Duro mengandung total fat 0,40 g dengan AKG 0,82%. Untuk protein seberat 9,48 g, mengandung AKG 18,92 %, dan karbohidrat 16,01 g memiliki AKG 5,34%.

Hasil Uji Lab dari UB/Dok. Pribadi
Hasil Uji Lab dari UB/Dok. Pribadi
Untuk menjamin kepuasan pelanggan Muslim, Direktur CV. Karya Kebonsari itu telah mendapatkan Akad Halal dari MUI Kota Malang. Terpampang di dinding gudang produksinya, sebuah piagam yang menyatakan bahwa baik bahan maupun proses pembuatan Bakso Wong Duro dinyatakan Halal oleh MUI Kota Malang. Pernyataan Halal ini ditandatangani oleh KH. M. Baidowi Muslich selaku Ketua MUI dan Drs. KH. Chamzawi, M.Ag selaku Komisi Bidang Fatwa dan Kajian Hukum Islam.

4.Motivasi Fauzi Meluncurkan Inovasi Produk Bakso Wong Duro

Menurut pengakuan Fauzi, berdasarkan pengalamannya sekitar 20 tahun berjualan bakso, banyak produk bakso yang beredar di masyarakat yang patut diragukan kehalalan atau mutu daging sapinya. Sepengetahuan Fauzi, tak sedikit bakso yang beredar itu bahan bakunya berasal dari campuran daging sapi dan daging jenis lain, misalnya dengan daging ayam. Hal ini bisa dipahami, karena daging sapi super harganya relatif mahal.

Bakso Wong Duro dalam bentuk Beku, 1 kemaan berisi 20 pentol bakso, lengkap dengan bumbunya/Dok. Pribai
Bakso Wong Duro dalam bentuk Beku, 1 kemaan berisi 20 pentol bakso, lengkap dengan bumbunya/Dok. Pribai
Oleh karena itu, Fauzi termotivasi untuk menghasilkan produk bakso yang bermutu sekaligus terjamin kehalalannya. Menurut pengakuan Fauzi, ia berani menjamin mutu produknya, baik mutu daging sapinya maupun proses produksinya. Pentol Bakso Wong Duro, berasal dari daging sapi segar super dan diproses secara higienes, demikian ia meyakinkan. Berdasarkan pantauan Bolang saat launching produk, tampak gudang produksinya relatif bersih dan tertata rapi.

Gudang Produksi Bakso Wong Duro/Dok. Pribadi
Gudang Produksi Bakso Wong Duro/Dok. Pribadi
5. Profil Pribadi Wirausahawan yang Ulet

Fauzi adalah sosok wirausahawan ulet. Kisahnya ketika berjualan bakso, berawal saat krisis moneter (Krismon) yang berlangsung di Indonesia pada tahun 1997-an. Sebelumnya, ia bekerja di bangunan. Saat krismon tiba, proyek-proyek perumahan di mana ia bekerja tiba-tiba berhenti. Ia jadi pengangguran.

Menghadapi tantangan itu, terpikir olehnya untuk bekerja di sektor yang tidak mungkin berhenti, meskipun diterpa oleh badai krismon. Lalu muncullah motivasi memilih bekerja di sektor jasa makanan. Berbeda dengan bekerja di bangunan, menurut Fauzi, orang tak mungkin berhenti makan, meski ada krismon. Selain itu, Fauzi berani memilih pekerjaan ini, karena sebelumnya ia punya pengalaman pernah bekerja di restoran. 

Bermula akibat krismon dan berbekal pengalaman itulah, kisahnya sebagai pedagang bakso bergulir dan hasilnya cukup sukses. Namun dalam perkembangannya, ia sempat jatuh bangun. Karena suatu hal, usahanya harus ia rela bagikan buat saudaranya. Saat masih berjaya, Fauzi mengaku, kemana-mana sering bermobil. Paska kejatuhannya, jangankan mobil, untuk makan pun hanya mengandalkan makanan sisa, tambahnya. Bahkan, Ia rela mengumpulkan nasi sisa yang sudah basi, kemudian dikeringkan. Orang Jawa biasa menyebut makanan seperti ini dengan “karak”. Nah, nasi yang sudah jadi “karak” inilah yang Fauzi makan.

Roda kehidupan terus berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Seiring dengan waktu, ia berhasil bangkit kembali, setelah sempat berpindah beberapa kali. Saat ini, Fauzi membuka usaha bakso di Kebonsari, Sukun. Lokasinya cukup strategis, meski rumah itu bukan milik Fauzi sendiri. Sampai tiba waktunya, ia bertemu dengan Baznas Kota Malang. Atas dorongan Baznas, ia bersedia mendirikan Baitul MaalAz-Zahra (BMA) di tempat berjualan baksonya yang sekarang ini.

Fauzi, di stand Bakso Wong Duro miliknya, di Jl. S. Supriadi, No. 8A, Kebonsari, tepat seberang Jalan Kantor Samsat, Kota Malang /Dok. Pribadi
Fauzi, di stand Bakso Wong Duro miliknya, di Jl. S. Supriadi, No. 8A, Kebonsari, tepat seberang Jalan Kantor Samsat, Kota Malang /Dok. Pribadi
Sungguh pun begitu, ketua BMA itu rela tanpa digaji. Ia mengaku, perasaanya justeru merasa bahagia, karena bisa membantu mereka yang membutuhkan pinjaman dana tanpa bunga lewat BMA yang disupport oleh Baznas. Kini, BMA telah beranggotakan 360 orang. Kehadirannya memiliki kontribusi yang tidak kecil, bagi warga sekitarnya yang terjerat rentenir. Bahkan, anggotanya justeru rela menyumbang ke Baitul Maal karena kesadarannya. Fauzi mengaku, ada anggota pinjam Rp 2 juta, setelah melunasinya berinfaq ke BMA Rp 200 ribu.

Selain mengelola usaha bakso, Fauzi punya usaha toko di tempat lain tak jauh dari stand baksonya. Ketabahan dan kegigihannya, kini mulai menampakkan hasil. Bahkan ia punya “keinginan”, 10 % dari hasil keuntungan bersih CV. Karya Kebonsari, akan ia dedikasikan untuk BMA dan rekannya yang membutuhkan.

Ketika saya tanya, apa resep Mas Fauzi bisa bertahan di saat susah dan kembali bangkit?

Dengan penuh semangat, Fauzi mengatakan, “Jika Anda ingin ke pergi ke Kepanjen, lantas di Pakisaji ada banjir, maka Anda harus berani melaluinya untuk sampai di tempat tujuan”.

Demikian Fauzi bilang seperti itu kepada isterinya, saat dia berada dalam masa-masa sulit.

Catatan Akhir: Sinergikan Teori Marketing dan Realitas

Baznas Kota Malang, terus berusaha mendorong Komunitas binaannya untuk mandiri secara ekonomi. Salah satunya adalah dengan mendorong terwujudnya inovasi usaha bakso instan yang dikelola oleh Fauzi, dkk. Semoga muncul wirausahawan-wirausahawan lain semisal Fauzi di setiap sudut kota yang membutuhkan orang-orang sepertinya.

Sebagai catatan akhir, saya hanya bisa berdo’a semoga usaha dia dan kawan-kawan di Baitul Maal, membawa berkah secara sosial dan ekonomi. Keberkahan itu, ibarat air yang terus mengalir sampai jauh. Ia mampu menyesuaikan diri dengan segala keadaan apapun yang dihadapinya.

Lewat tulisan ini, saya hanya bisa mensupport, alangkah baiknya jika antara teori dan fakta di lapangan bisa disinergikan. Hemat saya, dari aspek produksi keterjaminan usaha Bakso Wong Duro cukup cerah. Alasannya, cukup tersedia bahan baku, modal stimulan, tenaga kerja, dan peralatan mesin produksi. Namun aspek pemasaran masih perlu mendapat penguatan. Ke depan, jika pasarnya sudah stabil, diperlukan peternak sapi dari anggota sendiri selaku pemasok. Manfaatnya, akan tercipta keterkaitan antara input, proses dan pasar dari hulu-hilir.

Produk Instan Bakso Wong Duro Disimpan di Mesin Freezer/Dok. Pribadi
Produk Instan Bakso Wong Duro Disimpan di Mesin Freezer/Dok. Pribadi
Untuk itu, tim marketing dipandang perlu menerapkan Bauran Pemasaran. Ada 4P yang perlu diperhatikan untuk menjaga kepuasan pelanggan, meliputi produk (Product) bermutu, harga (Price) menarik, tempat (Place) strategis, dan promosi (Promotion) efektif. Untuk bidang jasa, acapkali ditambahkan 3P, yaitu orang (People) ramah, bukti fisik (Physical Evidence) meyakinkan, dan proses (Process) distribusi lancar. Semua itu, dilakukan berbasis socio-preneur, yakni berbisnis dengan melibatkan orang banyak. Harapannya, nilai kemanfaatan sosial dan ekonominya dapat dirasakan oleh lebih banyak orang. Semoga!

                                                                                                           

Malang, 1 Oktober 2016

------------------------

Baca Juga:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun