Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Ngabuburit Biasa di Pantai Bajulmati

26 Juni 2016   03:03 Diperbarui: 29 Juni 2016   14:12 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nelayan tradisional dan para pemancing sedang asyik di tepi sungai Bajulmati, Pantai Ungapan/Dok. Pribadi

Sambil menunggu buka puasa yang dikenal dengan “ngabuburit” (Sunda), menikmati pesona pantai Bajulmati sangat mengasyikkan. Pengunjung bisa beristirahat di bawah pohon rindang sambil menikmati semilir angin sepoi-sepoi basah dan deburan ombak garang khas Segoro Kidul. Kawasan itu kian mudah diakses, terutama sejak Jalur Lintas Selatan (JLS) selesai dibangun baru-baru ini (2016). Ciamik! Jalannya sudah mulus dan cukup lebar. Lokasinya sekitar 60-an km dari pusat Kota Malang ke arah selatan. Selain untuk ngabuburit, destinasi wisata baru ini cocok untuk disinggahi kala lebaran 2016 nanti.

Ngabuburit di tepi Pantai Bajulmati berasa berbeda. Tampak teman kami saat minta dipotret dengan cara yang berbeda/Dok. Pribadi
Ngabuburit di tepi Pantai Bajulmati berasa berbeda. Tampak teman kami saat minta dipotret dengan cara yang berbeda/Dok. Pribadi
Saya merasakan hal berbeda, karena ini bukan sekedar tentang kisah ngabuburit biasa. Pasalnya, kami sengaja bersilaturrakhim ke seorang tokoh masyarakat Bajulmati, penggagas pemberdayaan komunitas setempat. Nama lengkapnya Sohibul Izar, kami memanggilnya Cak Izar atau masyarakat setempat menyebutnya Mbah Izar. Ia tinggal di sebuah rumah sederhana. Rumah ini difungsikan pula sebagai Taman Bacaan Masyarakat yang bisa diakses secara gratis. Lokasinya berada di desa Gajahrejo, kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.

Anak-anak asyik bermain di tepi pantai Bajulmati/Dok. Pribadi
Anak-anak asyik bermain di tepi pantai Bajulmati/Dok. Pribadi
Pesona Pantai Bajulmati

Pada hari Minggu lalu (12/6), kami bersama satu rombongan kecil sengaja melihat dari dekat potensi daerah Bajulmati. Melihat potensinya, kawasan di sepanjang pantai Selatan itu produknya tak akan pernah mati. Entah berapa hektar tambak udang Vaname bertebaran di Bajulmati, memanfaatkan potensi kawasan sejauh 5 km dari garis pantai di sepanjang pesisir laut Selatan.

Tambak Udang Vaname di Tepi Pantai Bajulmati/Dok. Pribadi
Tambak Udang Vaname di Tepi Pantai Bajulmati/Dok. Pribadi
Rombongan melewati sepanjang jalan JLS yang baru selesai dibangun. Kondisi jalannya cukup lebar dan mulus. Dari balik jendela kendaraan, kami betah memandangi pesona hamparan tanaman menghijau dan view pegunungan. Tak terasa, sekitar 2 jam berkendara dari kota Malang sudah sampai di tepi Pantai Bajulmati nan eksotis.

Pemandangan Indah Sepanjang Pantai Bajulmati Terlihat dari Balik Jendela Kendaraan/Dok. Pribadi
Pemandangan Indah Sepanjang Pantai Bajulmati Terlihat dari Balik Jendela Kendaraan/Dok. Pribadi
Melewati view alam pegunungan nan menghijau menuju pantai Bajulmati/Dok. Pribadi
Melewati view alam pegunungan nan menghijau menuju pantai Bajulmati/Dok. Pribadi
Tiba di lokasi sekitar pukul 11.30 Wib. Suasana cerah. Mentari tengah memancarkan panas teriknya kala itu. Untuk menghindari sengatannya, kami “leyeh-leyeh” di bawah pohon rindang sambil mengamati ombak bekejar-kejaran hingga menyentuh bibir pantai. Mengasyikkan. Anak-anak terlihat begitu menikmati saat bermain pasir. Berada di sana, rasanya silir-silirmak sleppttt. Damai, suer! Begitulah kala kami menikmati suasana kawasan pantai Bajulmati sambil ngabuburit.

Pesona Pantai Bajulmati/Dok. Pribadi
Pesona Pantai Bajulmati/Dok. Pribadi
Di bawah pohon rindang tepi pantai Bajulmati/Dok. Pribadi
Di bawah pohon rindang tepi pantai Bajulmati/Dok. Pribadi
Sambil ngabuburit, kami bersama rombongan ditemani Cak Izar menyusuri sungai, mendayung sampan dan mengabadikan eksotika kawasan Bajulmati. Kegiatan menyusuri sungai inilah yang disebut “Susur Lepen”, mirip aktivitas olah raga air bernama arung jeram. Perjalanan Susur Lepen semakin lengkap, setelah kami diajari bagaimana ikut melestraikan alam dengan menanam bibit pohon bakau (mangrove) di tepi sungai Bajulmati.

Penulis (No. 2 dari kiri) bersama Cak Izar (berkaos hitam) dkk saat hendak menanam pohon Mangrove di tepi sungai Bajulmati/Dok. Pribadi
Penulis (No. 2 dari kiri) bersama Cak Izar (berkaos hitam) dkk saat hendak menanam pohon Mangrove di tepi sungai Bajulmati/Dok. Pribadi
Naik sampan kayu dan mendayung sediri awalnya berasa dag-dig-dug. Setiap satu sampan berisi empat orang. Ada empat sampan yang digunakan rombongan kami kala itu. Kami satu sampan awalnya kesulitan mengendalikan sampan. Eit… beberapa kali sampan yang kami tumpangi berbelok arah ketika itu. Kami harus belajar bekerja sama agar sampan tidak memutar arah atau terguling. Lambat laun, kami mulai terbiasa hingga berhasil melintasi sungai bawah jembatan Bajulmati sepanjang 90 m dan berakhir di muara sungai Pantai Ungapan.

Mendayung sampan melewati bawah jembatan Bajulmati/Dok. Pribadi
Mendayung sampan melewati bawah jembatan Bajulmati/Dok. Pribadi
Anak kami yang awalnya takut, berasa ketagihan bermain air di muara sungai itu sambil menggunakan pelampung. Sore itu, para nelayan dan para pemancing ikan tampak asyik dengan aktivitasnya sendiri-sendiri.  Ada yang sedang menyiapkan jaring ikan, memancing di tepi sungai Bajulmati, bahkan ada yang memancing di tepi laut Pantai Ungapan.

Anak-anak ceria bermain-main air di muara sungai Bajulmati/Dok. Pribadi
Anak-anak ceria bermain-main air di muara sungai Bajulmati/Dok. Pribadi
Nelayan tradisional dan para pemancing sedang asyik di tepi sungai Bajulmati, Pantai Ungapan/Dok. Pribadi
Nelayan tradisional dan para pemancing sedang asyik di tepi sungai Bajulmati, Pantai Ungapan/Dok. Pribadi
Cak izar Pejuang Literasi

Kami sungguh salut atas perjuangan Cak Izar memberdayakan masyarakat pesisir pantai bajulmati. Dialah penggerak masyarakat dengan menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak pesisir pantai bernama Sekolah Harapan. Cak Izar dikenal sebagai pejuang sejati pendidikan. Pasalnya, bertahun-tahun dia bersama komunitasnya memberikan pendidikan gratis untuk anak-anak pesisir pantai. Ada layanan PAUD, TK, SD, TPQ, Taman Bacaan Masyarakat dan lain sebagainya yang bernaung di bawah payung komunitas Harapan Bajulmati.

Panorama kawasan Bajulmati, Pantai Ungapan/Dok. Pribadi
Panorama kawasan Bajulmati, Pantai Ungapan/Dok. Pribadi
Seolah penuh harap, nama-nama lembaganya selalu diberi nama harapan, seperti PAUD Bina Harapan, TK Tunas Harapan, SD Harapan Goa Cina, dll. Atas kepeduliannya itu, pada tahun 2013 Cak Izar mendapatkan penghargaan dalam bidang pendidikan dari Bupati Malang.

Ragam Kegiatan Lembaga Sosial Pendidikan
Ragam Kegiatan Lembaga Sosial Pendidikan
Tak hanya itu, sarjana alumnus S1 Pendidikan Agama itu bersama komunitasnya juga membuka jasa “Lepen Bajulmati Adventure”. Bertemu dia menjadi berkah bagi kami, karena kami sekeluarga mendapatkan bonus jalan-jalan belajar mendayung menyusuri sungai Bajulmati bernuansa hutan bakau. Kami merasa mendapatkan pelajaran peduli lingkungan langsung dari Cak Izar.

Tak terasa, maghrib begitu cepat tiba. Kami berbuka puasa bersama di rumah Cak Izar dalam suasana kekeluargaan yang menyenangkan. Perjalanan kali ini saya rasakan begitu berbeda. Saya pribadi merasakan, ini memang bukan tentang Ngabuburit biasa!

Tempat Tinggal Cak Izar, berlatar buku-buku Taman Bacaan Masyarakat/Dok. Pribadi
Tempat Tinggal Cak Izar, berlatar buku-buku Taman Bacaan Masyarakat/Dok. Pribadi
Tak berlebihan kiranya, jika kawasan itu layak dikunjungi untuk ngabuburit atau saat mudik pasca lebaran 2016. Berwisata diiringi tadabbur bil alam di kawasan pantai Bajulmati, kiranya akan menghadirkan rasa batin yang berbeda. Ini ceritaku, bagaimana dengan cerita Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun