Saya tulis artikel ini, sebagai ungkapan persahabatan kepada Beliau yang kini memasuki usia 73 tahun. Inginnya sih menulis sejak hari-hari kemarin, seperti yang digagas oleh Komunitas KutuBuku bertajuk “The Old Man and the Article”. Tajuk itu dikhususkan untuk mengapresiasi sosok Kompasiner Tjiptadinata Effendi. Tetapi karena suatu hal, saya baru memungkinkan menulis hari ini. Karena itu, saya mohon maaf kepada Penggagas Komunitas KutuBuku dan khususnya kepada Pak Effendi. Saya pikir, tidak ada kata terlambat menyampaikan do’a selamat kepada Pak Tjiptadinata Effendi. Semoga di usianya yang ke 73, Bapak selalu diberkati, senantiasa sehat wal afiat, dan tetap produktif menulis”.
Saya merasakan, Pak Effendi berusaha menyajikan kata-kata yang sesederhana mungkin, apa adanya tanpa terkesan menggurui pada tulisan-tulisannya di Kompasiana. Isi artikelnya begitu berasa maknanya, bermanfaat dan kontennya tak mudah lapuk di makan usia. Pesan-pesannya mengalir setiap hari di Blog bersama berlogo si Kriko itu. Beliau menebarkan pesan moral kehidupan untuk kita semua. Sharing and connecting seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari pribadi Pak Effendi. Mencerahkan.
Saya bersyukur, meskipun sangat singkat, saya sempat bertemu langsung dengan Beliau pada acara Kompasianival akhir 2015 lalu di Gandaria City Mall, Jakarta. Saya melihat Pak Effendi begitu sabar menanti orang-orang yang sudah diberi janji mendapatkan bukunya, di sebuah booth KutuBuku. Sampai-sampai ia merelakan tak mengikuti acara di area utama Kompasianival, hanya untuk memastikan buku-buku hadiahnya sampai di tangan yang tepat dan langsung diberikan oleh tangannya sendiri.
Oleh Kompasiana, tulisan Pak Effendi diberikan nilai 38.510, dengan headline sebanyak 391 buah artikel, sementara tulisan yang diganjar sebagai artikel pilihan sebanyak 1.613 buah. Predikat Kompasianer terbaik 2014 pun pernah ia sandang. Tampaknya, bukan itu yang terpenting, tetapi menjadi manusia pemberi manfaat untuk lainnya itu yang lebih penting.
Selamat! Hingga kini Beliau masih konsisten menulis memasuki usinya yang ke-73. Semoga Pak Effedi selalui diberkati Tuhan dan hiudp bahagia bersama isteri tercinta, Bu Rosalina Effendi, dan keluarga. Semoga mereka selalu diberi kekuatan untuk menulis hal-hal yang menginspirasi, bermanfaat, aktual, informatif dan bermakna bagi kehidupan.
Kesan saya, Beliau adalah orang yang sederhana dan arif. Kata-kata dalam setiap tulisannya sederhana, tapi nilai yang dihadirkannya sangat mendalam, berlaku universal dan bertahan lama. Ada semangat life long education, pendidikan sepanjang hayat.
Mengingat bulan Mei masih ada relevansinya dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, izinkan saya mengutip artikel Pak Effendi yang berkaitan dengan semangat dan nilai-nilai pendidikan, khususnya yang mengandung spirit universitas kehidupan.
Berikut saya kutipkan beberapa dari sebagian kecil tulisannya yang berserakan di antara 1.953 artikel yang telah ia tuliskan di lapaknya.
Pertama, bahwa dalam universitas kehidupan, setiap peserta harus lulus, tidak ada ujian ulangan. Dia menuliskan dalam artikelnya sebagai berikut: