Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

[G5] Dear Gana di Titik 5 Kompasiana

3 Mei 2016   12:32 Diperbarui: 19 Mei 2016   14:31 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaganawati Stegmann/http://www.kompasiana.com/gaganawati/di-billionsigns-satu-foto-perdamaian-dihargai-1-sen_5720c35eb09273550926a40f

Dear Mbak Gana yang baik hati…

Mengawali kalam pembuka suratku ini, izinkan saya memanggil namamu, “Gana”. Gaganawati Dyah Panca Harsanti Stegmann, begitu nama lengkap Mbak Gana setelah menikah dan tinggal di Jerman. Hal itu saya ketahui via tulisannya “Kapan Data Imigrasi Indonesia dan KBRI Disinkronisasi Secara Otomatis?”. Sangking panjangnya, maka hanya ada empat nama yang bisa ditulis di paspor Mbak Gana kala itu, hehe J

Meski saya belum pernah bertemu langsung secara vice a vice dengan Mbak Gana, tapi via Blog Kompasiana, jarak antara Jerman dan Indonesia serasa tak lagi jauh. Buktinya, kita bisa saling berinteraksi di dunia maya, seolah dunia itu sekecil daun “kelor”, kwek kwek.

Saya jadi inget waktu kecil, kala sering makan sayur “daun kelor” plus ikan asin dilengkapi penyedap sambal terasi, nikmatnya bukan main. Kangen suasana itu. Hemm…MbakGana waktu di Semarang, pernahkah makan daun kelor? Haha… J

Ternyata, perbedaan jarak, bahasa, budaya, atau kantong saku, hehe… bukanlah jadi penghalang pertemanan. Justeru karena itu, kita bisa saling terhubung dan saling berbagi. Lewat Kompasiana, kita bisa sharing and connecting dengan Mbak Gana dan para Kompasianer lainnya.

Meski saya tak mengerti bahasa Jerman, saya cukup menikmati celoteh indah Mbak Gana yang sesekali menyelipkan bahasa Jerman dalam tulisannya. Saya berkesan, karena Mbak Gana selalu merasa “gatal” jika agak lama tak menulis di Kompasiana.

Meski tak selalu, ketika ekspresi hati Mbak Gana lagi berseliweran di K, saya berusaha meresponnya, setidaknya dengan cara memberi komentar dalam artikelnya. Hi!Lagi opo sak iki sampean, Mbak?Kwek kwek…

Melalui jari manismu, bukankah Mbak Gana saling berbagi kabar tentang banyak hal. Misalnya, suasana konser api dalam Weihnachtszauber.Mbak Gana juga membacakan puisi dan menyanyikan lagu daerah kita di Jerman. Lihat videonya di sini. Rasa nasionalisme serasa hidup di sana. Haru.

Mbak Gana sempat pula mengenalkan nama hewan cilik Fruchtmucken.Pun kehidupan wilayah Baden Württemberg, Mbak Ganagambarkan dengan ciamik dan sungguh menarik kalimat penutupnya. Itu hanya sebagian dari 1.000 artikel Mbak Gana yang ia tulis hingga detik ini (03/5/2016).

Saya merasakan, getaran pertemanan selalu Mbak Gana alirkan kepada para kompasianer. Selagi sempat, Mbak Gana selalu berusaha membelanjakan waktunya untuk membalas komentar-komentar teman, termasuk berkomentar atas artikel saya, demikian sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun