Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Eksotika Sam Poo Kong & Kisah Sang Duta Perdamaian

1 Mei 2016   10:09 Diperbarui: 2 Mei 2016   15:09 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelenteng Agung Sam Poo Kong/Dok. Pribadi

20160414-115615-5726d4991693735905b36238.jpg
20160414-115615-5726d4991693735905b36238.jpg
FBS UNNES, Semarang/Dok. Pribadi

Saya buta huruf soal bahasa dan budaya Mandarin. Namun karena mendapatkan amanat untuk menginisiasi pendirian Chinesse Language and Cultural Centre (CLCC), maka kami bertiga berinisiatif melakukan studi wawasan ke “Kampus Konservasi” Unnes, Kota Semarang pada 13-14 April 2016. Alasannya, kampus ini telah memilik Prodi bahasa Mandarin dan telah menjalin kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di China.

Sore itu, langit cerah tampak di bandara Abdurrahman Saleh kota Malang. Dari tempat ini, kami bertiga (Mas Dosy, Mas Fauzan, dan saya), terbang menuju kota berjuluk Semarang Kota Setara atau Semarang Hebat. Sebelumnya, kota ini pernah dijuluki Semarang Pesona Asia (SPA). 

20160413-145504-5726da07789373b006f0b401.jpg
20160413-145504-5726da07789373b006f0b401.jpg
Ticket Pesawat/Dok. PribadiNamun kami harus transit dulu di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Selama transit, kami mencari kedai kopi di seberang jalan pintu masuk bandara yang murah meriah. Ternyata, kedai-kedai itu sudah direlokasi agak jauh di belakang area parkir bandara. 

So, kami berjalan kaki menuju ke sana untuk menikmati soto dan kopi sambil “leyeh-leyeh”. terlihat dari jauh sebuah warung menawarkan menu Penyet dan Soto "LANDASAN". Hehe… asyik. Setelah puas, kami bersiap terbang menuju Bandara Achmad Yani Semarang.

warung-landasan-jpg-5726dad9999373510567b7ae.jpg
warung-landasan-jpg-5726dad9999373510567b7ae.jpg
Warung di Luar Bandara Cengkareng/Dok. Pribadi

Pintu gerbang bertuliskan “Sugeng Rawuh” seolah menyambut kedatangan kami di bandara Semarang. Diiringi rintik-rintik hujan petang hari, sopir rental taksi bandara mengantarkan kami mencari tempat penginapan yang cocok di dekat Simpang Lima. 

sugeng-rawuh-5726dc50947a616707ccc2c1.jpg
sugeng-rawuh-5726dc50947a616707ccc2c1.jpg
Pintu Kedatangan Bandara A. Yani/Dok. Pribadi

Rencananya sih, pingin menginap sambil makan lesehan. Eit… ternyata penginapan di sekitar Simpang Lima sudah penuh, kecuali tersisa sebuah kamar eksekutif yang tak cocok dengan kondisi kami. Hehe… mengerti kan? Walhasil, kami menginap di hotel Pandanaran, ternyata pas harganya, pas layanannya. Nyaman.

loby-pandanaran-5726dcbdb27e619c1192bda4.jpg
loby-pandanaran-5726dcbdb27e619c1192bda4.jpg
Lobby Hotel Pandanaran/Dok. Pribadi

Di sinilah, kami menginap dan menikmati “Warung Angkringan” ala Jogja. Tak dapat menikmati kuliner lesehan di Simpang Lima, dapat gantinya di sini. Lumayan. Sayang, warung ini hanya buka sampai pukul 10.00 malam, jadi kami harus segera balik ke kamar 906 yang sudah kami pesan. Itulah pengalaman di hari pertama kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun