[caption caption="Persiapan Persami di SMK Al Kaaffah, Dilem, Kepanjen Malang/Dok. Pribadi"][/caption]Sebuah SMK Industri di selatan Kota Malang, menjadikan prakarya sebagai tradisinya. Prakarya itu ditampilkan di bawah tenda-tenda sarnafil di akhir pekan. Ada alat pendeteksi nyamuk berlampu biru yang disuka nyamuk. Alat pendeteksi ini akan membunuh nyamuk yang mendekati rangkaiannya. Cocok untuk kamar tidur. Ada pula alat pendeteksi kebocoran elpiji dengan sensor MQ32, Gazebo Panel Surya, Kapsul Pendingin Minuman, dan masih banyak lagi. Aktivitas English Conversation dan Café Ilmu pun dikemas dalam ajang bertajuk “Persami” (Pembelajaran Sabtu Malam Minggu). Ruh SMK itu, ada di prakarya yang ditampilkan dari "Persami" satu ke "Persami" berikutnya.[caption caption="Malam Hari, produk-produk prakarya siswa SMK Al Kaaffah dipamerkan di bawah tenda-tenda ini/Dok. Pribadi"]
[caption caption="Alat Penyerap dan Penympan Panas Matahari bernama Gazebo Panel Surya/Dok. Pribadi"]
Misalnya, kelompok prakarya pembuat “Kapsul Pendingin Minuman”, berisi siswa yang memiliki keahlian bidang teknik kendaraan ringan, teknik komputer dan jaringan, serta teknik audio video. Untuk memfungsikan alat tersebut, cukup dicolokkan dengan laptop via kabel USB. Begitulah tradisi siswa SMK Industri Al Kaaffah, yang berlamatkan di Jl. Semeru No. 18 A Dilem, Kepanjen Kabupaten Malang.
[caption caption=""Kapsul Pendingin Minuman", Cukup Dihubungkan dengan Laptop/Dok. Pribadi"]
Tradisi mereka patut diapresiasi. Sama halnya mengapresiasi putra Indonesia berprestasi, seperti Rio Haryanto, pembalap F1. Apresiasi yang sama juga patut diberikan, kepada putra-putra terbaik Indonesia yang sedang berada di luar negeri. Seperti mereka, WNI generasi muda yang berada di AS, yang baru baru ini diajak pulang oleh Pak Jokowi, untuk kembali membangun negeri. Ringkasnya, banyak diantara putra-putri bangsa yang berpotensi, mereka layak mendapatkan apresiasi sepantasnya. Saya yakin, suatu pasti ada celah terbuka untuk mereka...
Berikut kami paparkan hasil kunjungan kami, bersama Baznas (Badan Amil Zakat nasional) Kota Malang, setelah melihat dari dekat aktivitas Persami di akhir Januari lalu (30/01/2016).
Menyaksikan Proses Produksi Lampu LED KAAF
Sebenarnya, saya sudah tiga kali mengujungi tempat ini, terhitung sejak November-Desember 2015 dan Januari 2016. Namun baru pada akhir Januari 2016 itulah, kami sempat melihat aktivitas Persami. Sore itu, kami tiba di lokasi, ditemui oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren al Islamu al Ainul Baahirah, yang mengelola SMK Al-Kaaffah. Panggil saja beliau dengan sebutan Gus Shaleh (GS). Orang-orang sekitarnya kerap memangilnya Abah Shaleh.
[caption caption="Ngobrol santai bersama GS (kanan gambar), di Padepokannya, Dilem, Kepanjen/Dok. Pribadi"]
[caption caption="GS sedang mengusap-usap lembut si Wulan, harimau peliharaannya/Dok. Pribadi"]
“Saya ingin punya tinggalan, sebelum saya mati….. Saya kepingin ada sekolah unggul. Karena itu, aspek karakter, jadi prioritas kami. Setiap enam bulan sekali, anak-anak harus mengikuti seleksi psikotest. SMK ini membutuhkan anak-anak yang memiliki daya juang tinggi… sekolah ini tidak menerima pindahan dari sekolah lain...”
Kami bekerja sama dengan sejumlah perusahaan, seperti Sharp, IndoMobil… dan Alhamdulillah, hampir semualah… anak-anak lulusan di sini direkrut perusahaan, bahkan ada yang sudah direkrut pada saat mereka sedang melaksanakan Praktek Kerja industri (Prakerin)… sebelum mereka lulus sekolah”.