Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Nilai Sejarah & Cinta Wana Dibalik Pesona Coban Jahe

21 Februari 2016   16:23 Diperbarui: 21 Februari 2016   21:31 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Seruan Cinta Penghijauan di Wana Wisata Coban Jahe/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Sayang sekitar 1,5 - 2 km menuju Coban Jahe, tepatnya setelah melewati TMP Kali Jahe, jalannya masih belum sepenuhnya mulus, ada beberapa ruas jalan yang berbatu, sedikit runcing dan jalannya "jeglong-jeglong" (tidak rata). Bagi pengendara mobil, disarankan parkir di samping TMP. Ada seorang penjaga yang bertugas di tempat itu. Saya tak tahu, apakah penjaga itu resmi atau tidak. Yang jelas, saya cuma diminta membayar Rp 5.000 (lima ribu rupiah) per mobil.

[caption caption="Jalan Setapak Menuju Coban Jahe, sepeda motor dapat langsung menuju air terjun Coban Jahe/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Sesampai di lokasi, kami langsung menuju air terjun coba jahe. Mempesona. Kami dapat menyaksikan pelangi indah dari dekat. Di lokasi ini terdapat wahana RiverTubing. Tampak tumpukan ban dalam dan peralatan perlengkapannya di area Wisata Coban Jahe. Sayang kami tak sempat memanfaatkannya, karena hari itu sudah sore. Sesuai banner yang terpasang di lokasi wisata, tertera daftar harga menggunakan jasa River Tubing sebesar Rp 75.000/orang.

[caption caption="Sarana River Tubing, tersedia di Pusat Informasi Wisata Coban Jahe/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Sungai Kalijahe berasal dari Air Terjun Coban Jahe/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Kami shalat ashar berjama’ah di tempat ini. Mushallanya sederhana, namun tetap nyaman untuk shalat. Wisata ini sudah dilengkapi dengan kamar-kamar mandi. Namun sebagian di antaranya, terlihat sarana septic tank WC belum sempat terpasang ketika itu. Maklum, wisata ini tergolong masih baru dibuka dua tahun lalu, seperti dikatakan oleh salah seorang penjaga Wana Wisata Coban Jahe.  

[caption caption="Toilet dan Tempat Wudlu' di Wana Wisata Coban Jahe/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Di sebelah Toilet ini, tersedia Mushalla/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Kamar-kamar mandi sudah terbangun, tinggal memasang septic tank WC/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Sesaat sebelum pulang, saya bertemu dengan penjaga Wana Wisata Coban Jahe di depan toilet ini. Saya sempat mewancarainya sejenak. Karena teman-teman sudah mulai meninggalkan tempat lebih awal. Saya mewancarainya agak buru-buru seperti berikut ini. Kalimat tertulis tegak lurus adalah pertanyaan saya, sementara yang tertulis dengan huruf miring adalah jawaban penjaga itu. 

  • “Kapan Coban Jahe ini dibuka, Pak?”
  • Coban Jahe baru dibuka dua tahun lalu
  • “Apakah setiap hari dibuka untuk umum, Pak?”
  • Ya, setiap hari buka pukul 07.00 Wib – 17.00 Wib”.
  • “Berapa Pak, tarif resmi karcis masuknya?”
  • Rp 5.000 tiap orang
  • "Adakah  sampai 100 orang pengunjung setiap harinya?
  • Pada hari-hari biasa agak sepi, kecuali Sabtu-Minggu bisa lebih dari 100 orang”.
  • “Matur Nuwun Pak, lain kali insyaallah kami akan berkunjung lagi ke sini. Semoga Bapak selalu mendapat berkah”
  • Amin…, matur nuwun”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun