Lalu, bentuknya seperti apa? Hemat saya, untuk jangka pendek, sebagian porsi subsidi harga dirupakan dalam bentuk peningkatan kualitas BBM. Hapus saja BBM jenis Premium, dan pasarkan Pertalite dan atau Pertamax yang ramah lingkungan dengan harga yang terjangkau. Seiring dengan itu, pengalihan sebagian subsidi harga BBM untuk peningkatan infrastruktur tetap terus dioptimalkan pemanfaataannya.
Jika masalah subsidi harga BBM dan pembangunan infrastruktur bisa diatasi dalam waktu yang tidak terlalu lama, hemat saya akan mendorong munculnya mutilpier effect dalam perekonomian, sehingga potensi kita dapat mengejar negara-negara yang lebih maju dapat tercapai dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama. Pada saat yang sama, angka “kemiskinan mutlak” dikurangi secara bertahap, seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Walhasil, jika masalah tatakelola BBM berhasil diperkuat, dan infrastruktur dasar penopang ekonomi telah terbangun, maka masyarakat dengan sendirinya akan bergerak untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Inflasi tidak harus ditakuti secara berlebihan. Prinsipnya adalah dayakan sumber energi nasional dan perkokoh infrastruktur dasar yang ditopang oleh good governance.
Di atas landasan pembangnan yang kokoh, berikan kebebasan kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui caranya sendiri-sendiri dan tidak disibukkan dengan problem politik praktis yang tidak produktif. Saya berharap, semoga kinerja Pemerintah pada tahun 2016 lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H