Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan-Jalan ke Taman Kota Wisata Batu

2 Januari 2016   16:03 Diperbarui: 3 Januari 2016   00:53 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Toilet Taman Kota Wisata Batu/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Satu-satunya sarana bermain yang tidak gratis, adalah naik “roda berputar” yang disebut "Bianglala". Sungguh pun begitu, harga tiket sarana bermain ini sangat bersahabat. Harga tiketnya cuma Rp 3.000, untuk sekali masuk. Lokasinya berada di dalam taman KWB, ditandai dengan kisi-kisi pagar pembatas dan pos jaga di mulut pintu masuknya.

Bianglala itu, berputar naik turun secara perlahan-lahan. Anda bersama anak-anak, bisa ikut serta menaiki Bianglala. Ketika Anda sedang berada di posisi atas Bianglala, seantero keindahan kota Batu akan terlihat lebih jelas. Bila melihat kota Batu dari tempat ini saat malam hari, kerlap-kerlip aneka lampu terlihat sangat indah. Lampu-lampu itu menyala dari rumah-rumah di area lembah pegunungan sekitar Batu, seolah seperti kunang-kunang beterbangan.

[caption caption="Antrian masuk ke Area Roda Berputar/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Anda ingin mengabadikan suasana malam Kota Batu, namun Anda berada di sana siang hari? Tak masalah, Anda bisa memotret spot panggung taman dengan backdrop alam pegunungan Kota Wisata Batu bersuasana malam hari. Panggung itu, terletak di salah satu sudut taman, dekat pintu masuk dari arah pojok barat-selatan taman.

[caption caption="Panggung di Pojok Alun Alun Kota Wisata Batu/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Taman Bebas Penjaja Makanan dan Pengamen

Area dalam Taman Alun Kota Wisata Batu, tampak bersih dan rapi. Tidak ada satu pun penjaja makanan masuk ke dalam taman, karena sudah disediakan wahana kuliner di luar taman secara terpisah. Anda dilarang merokok di dalam taman, kecuali di smoking area yang terletak agak jauh di pinggir taman. Tidak ada pengamen berkeliaran di dalam taman. Aneka bunga dan tanamannya terawat dengan baik. Pun tak terlihat sampah berserakan. Bak-bak sampah bertuliskan “Shining Batu” mudah ditemukan, sehingga tidak ada alasan bagi pengujung untuk membuang sampah di sembarang tempat.

[caption caption="Suasana Alun Alun Kota Wisata Batu/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Di sela-sela taman, terdapat aneka lampion berbentuk binatang, misalnya sapi perah. Sapi perah, melambangkan penduduk wilayah Batu yang dikenal sebagai penghasil susu segar, terutama di daerah Pujon, Batu. Ada pula yang berbentuk kelinci. Lampion berbentuk singa sedang mencengkeram bola, melambangkan penduduk Malang Raya yang menyukai sepak bola. Simbol Singa seperti ini, oleh Arek Malang (Arema) disebut "Ongis Nade". Bila dibaca terbalik mengunakan bahasa walikan khas Malangan, dua kata itu berarti "Singo Edan".

Lampion berbentuk buah dan aneka bunga juga bertebaran rapi di sekitar taman. Kota dingin ini dikenal pula sebagai kota berjuluk "Kota Apel", meski apelnya saat ini sudah cukup langka. Apel impor dari Thailand atau Amerika, sering membanjiri pasar buah lokal. Seolah apel dari daerah Bumijai Batu dan Poncokusomo sudah menghilang. Karena itu, apel lokal dari daerah lainnya pun sering didatangkan ke Malang Raya, termasuk Batu. Seperti mendatangkan apel lokal dari daerah sekitar Nongkojajar, Pasuruan. Maka para pemimpin dan petani apel kota Batu, tampaknya harus mengembalikan branding Kota Batu sebagai "Kota Apel". Kiranya, perlu inovasi bidang agrobisnis dan peremajaan bibit buah apel.

[caption caption="Lampion berbentuk sapi perah/Dok. Pribadi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun