Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komunitas Zakat Malang Hadirkan Inovasi Hulu-Hilir Daur Ulang Plastik

9 Desember 2015   14:48 Diperbarui: 9 Desember 2015   17:26 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayang, sampai saat ini Baznas belum memiliki mesin produksi pencacah limbah plastik dan penghasil pelet plastik sendiri. Untuk itu, hendak dibangun enam gudang produksi pengolah limbah dalam satu jejaring berpola “Upstream and Downstream system”, yaitu mengintegrasikan sumber input produsksi, proses produksi, dan hasil produksi hingga ke pasar. Sementara ini, bahan baku produksi tas plastik yang dipamerkan itu berasal dari pelet plastik yang diproduksi pihak lain.

Ke depan, di gudang dekat pasar Dinoyo-Merjosari inilah yang akan diandalkan sebagai mesin penghasil pencacah limbah pasar. Dari Gudang pengolah limbah plastik di Merjosari, selanjutnya dikirim ke gudang lain untuk dibuat pelet, dan diproduksi menjadi barang jadi seperti kantong plastik, tas kresek, tempat makanan (rege), dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Itulah gambaran ringkas, bagaimana mengatasi masalah sampah pasar-pasar tradisional dan limbah rumah tangga yang dibuang ke TPA menjadi hasil produksi yang bernilai ekonomis. Sementara limbah organik, belum sempat ditangani oleh komunitas mereka.

Di samping itu, daur ulang limbah plastik tersebut tidak mengganggu lingkungan. Saat saya berkunjung pada bulan November 2015 lalu, saya sempat bertanya: “kenapa lokasi gudang diletakkan dekat permukiman penduduk, apa tidak merusak lingkungan? Demikian tanya saya. Dijawab oleh Mas Jamal, salah satu pegiat Baitul Maal yang sudah mengikuti latihan pengolahan daur ulang limbah plastik, bahwa “mesin produksi pengolah sampah plastik itu tidak merusak lingkungan”, tuturnya.

Masih menurut Mas Jamal, “gudang itu dibangun justeru untuk mengatasi masalah limbah, terutama berupa sampah plastik; mesin ini 100% tidak menyisakan limbah sama sekali…. karena jika ada produk yang gagal, maka bisa diolah kembali, jadi tidak menyisakan limbah turunan… disamping itu, jenis mesin produksi yang ada di Kedungkandang ini tidak mengeluarkan suara bising”, demikian dia menambahkan.

Semoga gagasan inovatif ini benar-benar menjadi solusi bagi masalah sampah, lingkungan sosial, dan ekonomi warga sekitar di masa depan. Bagaimana dengan ide inovatif dan solusi di daerah Anda? Jika ada yang cocok dengan permasalahan di daerah Anda, mari manfaatkan inovasi produk Balitbang PUPR untuk memecahkan ragam masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan di sekitar kita. Spirit Create Our Fututre with Innovation, semoga benar-benar dapat diaplikasikan dan menjadi solusi seiring dengan inovasi. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun