[caption caption="Tas Plastik, Salah satu Hasil Daur Ulang Limbah Plastik yang dipamerkan di "Stand Ekspo UMKM Baznas dan LAZ Kota Malang pada 16-17 November 2015 di depan Sport Center UIN Maliki Malang/Dok. Pribadi "]
[/caption]
Pembangunan Berkelanjutan yang manfaatnya dapat dinikmati oleh publik tanpa kecuali, tidak cukup (sufficient condition) hanya mengandalkan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan. Ia membutuhkan syarat perlu (necessary condition) untuk mendukung pembangunan, seperti inovasi produk Komposter dan Biofil yang dihasilkan oleh Balitbang PUPR. Mengatasi masalah sampah dengan inovasi alat teknologi saja juga tidak cukup, keterlibatan komunitas peduli sampah dan partisipasi rumah tangga juga diperlukan.
Masalah lain seperti banjir, sarana air besih, permukiman padat penduduk, dan kemacetan juga masih menjadi tantangan. Solusinya tak cukup hanya sekedar membangun jalan tol dan jembatan, hunian vertikal, dan penyediaan transportasi; tetapi perlu didukung dengan produk-produk infrastruktur pendukung yang dapat memberikan solusi.
[caption caption="Kondisi HIPAM di dekat gudang produksi daur ulang limbah, Kedungkandang, Malang/Dok. Pribadi"]
Mungkin publik belum banyak yang tahu, termasuk saya, terhadap kiprah Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Balitbang PUPR) dalam menghasilkan produk-produk inovatif bidang sumber daya air (SDA), permukiman, jalan-jembatan, dan kebijakan penerapan teknologi.
Beberapa inovasi produk unggulan Balitbang PUPR antara lain Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang cukup populer; inovasi partisi dinding pada rumah Timor melalui teknologi Laminasi dan Pengempaan Gewang. Ada pula produk Bambu Zephyr, bambu yang dipipihkan dan direkatkan dengan teknologi perekat organik. Limbah industri minyak bumi pun dapat diubah menjadi “Bata Beton Ringan dari Residual Cracking Catalyst (RCC). Tak hanya itu, sejumlah produk unggulan seperti tungku sanira, bendungan knock down yang dapat difungsikan sebagai pengaman sungai, sumur resapan, Ruang Henti Khusus (RHK), tambalan cepat mantap untuk jalan berlubang, dan masih banyak produk inovasi lainnya dari Balitbang PUPR.
Merespon kebutuhan untuk menjawab ragam masalah infrastruktur pendukung “Pembangunan Berkelanjutan” itulah, Balitbang PUPR hadir untuk menemukan solusi yang inovatif sekaligus produk-produk inovasi yang solutif dengan mengusung spirit “create our future with innovations”.
Sejalan dengan maksud tersebut, penulis hendak menunjukkan masalah sampah dekat pasar dan permukiman padat penduduk yang ada di kota Malang sekaligus solusinya. Usaha awal seperti yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang dengan pendekatan hulu-hilir (upstream and downstream system) berbasis komunitas zakat di bawah ini, barangkali menjadi sumber inspirasi yang dapat disempurnakan lebih lanjut.
Alternatif Solusi Pengelaan Sampah Pasar Tradisional
Kota Malang belum bebas dari masalah sampah, baik yang disumbang oleh limbah rumah tangga maupun industri. Bahkan, keberadaan permukiman kumuh di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas kota Malang, mencerminkan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan yang perlu dipecahkan. Mereka yang tinggal di sepanjang DAS itu, menyumbang sampah domestik dan berpotensi mencemari air sungai. Bahkan sebagian warga yang tinggal di sepanjang DAS, masih banyak yang Buang Air Besar (BAB) di sungai.