Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gong Gong Potong Lembu, Sisi Lain Pesona Indonesia di Kepri

28 November 2015   19:09 Diperbarui: 28 November 2015   19:45 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pindah tempat, mengakses free-Wifi di bandara RHF, ternyata tidak bisa connect. Setelah saya tanyakan ke petugas bandara, ternyata error sejak seharian tadi, demikian jawab penjaga itu. Hadeuuh… Lalu saya temui pimpinan keamanan bandara, minta izin menumpang di ruang tunggu atas; saya jelaskan hendak membantu menuliskan potensi wisata Tanjung Pinang. Nanti kalau sudah petang saya mau cari penginapan di luar bandara terdekat, pikirku. Eitt… ternyata bandara sepi, RHF kira-kira jam 14.00 Wib sudah tutup, setelah semua penumpang take off. Taxi juga sudah sepi, sementara di luar hujan. Rencana gagal…

Ringkas cerita, saya beruntung pada akhirnya bertemu teman baru. Dia waktu kecil lahir di Malang, kemudian lama menetap di Tanjung Pinang. Sebut saja dia Mas Doni yang baik hati. Dia tinggal bersama ibunya di toko K-Link, miliknya, di Kota Tanjung Pinang. Alumnus salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta itu lalu mengajak saya beristirahat di rumahnya, minum kopi bersama, diizinkan mengakses internet pribadi, membantu saya menyiapkan bahan-bahan tulisan, sambil mengobrol seputar Tanjung Pinang, bisnis, dan seterusnya. Saya juga bisa menjamak shalat Asyar dan Dhzuhur di masjid dekat rumah keluarga Mas Doni. Lega rasanya… Terima kasih Mas Doni.

Tak cukup di situ. Habis maghrib saya ditemani Mas Doni mengunjungi “Akau, Potong Lembu”. Ketika saya tanya seputar Gong Gong, dia menjelaskan kira-kira begini:

“…kalau Mas ke Tanjung Pinang tidak merasakan Gong Gong segar, tak sempurna. Gong Gong di sini khas, masih segar… rasa ikan segar yang habis ditangkap dari laut itu manis loh… harganya juga murah. Gong Gong khas Tanjung Pinang tidak ada di tempat lain. Di Pulau Batam juga ada Gong Gong, tapi tidak sebesar yang ada di sini…”, demikian dia bercerita.  

[caption caption="Goggong khas Akau Potong Lembu, Tanjung Pinang/Dok. Pribadi"]

[/caption] 

Mendengar penjelasan Mas Doni, sudah barang tentu saya tidak menolaknya. Habis maghrib, saya diantarkan menyusuri jalan-jalan seputar Tanjung Pinang. Dari sinilah saya tahu artinya Batu 10, Batu 11, dan seterusnya, yang ternyata artinya Km. Awalnya saya kira Batu itu nama suatu daerah atau jalan.

Keunikan Gong Gong dan Potong Lembu PSP

Gong Gong, adalah sejenis binatang laut seperti siput laut, memiliki cangkang berwarna putih agak krem. Setelah direbus, binatang itu mati di dalam cangkangnya. Saat berjalan mengitari pasar kuliner Misbar di Potong Lembu, saya dan Mas Doni berhenti di depan lapak seorang Chinese yang menyediakan Gong Gong segar. Berapa Pak harga satu nampan Gong Gong ini? Dia menjawab, Rp 25.000 satu porsi jumbo. Wow…. sangat murah bila dibandingkan dengan harga masakan di The Kelong Seafood Restaurant, sewaktu kami makan bersama di Nirwana Resort Hotel. Mau tahu?

 [caption caption="Cumi Cumi Segar di Akau Potong Lembu, Tanjung Pinang/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Waktu itu, Mr. Benjamin dan Miss Iris dari pihak tim manajemen Bintan Resorts yang menemani kami makan, ditanya oleh Mas Joko Kristiono yang duduk di samping kiri saya: “…How much? Mas Joko sambil menunjukkan aneka masakan di meja bundar yang bisa diputar itu. Perempuan cantik Singapura itu tidak menjawab. Beberapa detik kemudian dia mengeluarkan secarik kertas print out bukti bayar, tertera jelas harga nominalnya Rp 10.253.600. Lumayan banyak bukan?

[caption caption="Susana the Kelong Seafood Restaurant pada waktu Pagi hari/Dok. Pribadi"]

[/caption] 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun