[caption caption="Perpustakaan Daerah Tanjung Pinang, dipotert dari dalam bus/Dok. Pribadi"]
Bus pembawa rombongan Kompasiana Blogtrip berhenti di Rumah Makan “Sederhana”. Di tempat inilah kami menikmati santapan khas seafood ala tepi pantai di sekitar Tanjung Pinang. Wow… masakannya sangat berasa. Usai makan siang, rombongan Blogtrip menuju ke destinasi wisata sejarah di Pulau Penyengat. Untuk sampai ke sana, saya dan rombongan berjalan kaki melewati jembatan menuju pintu dermaga Pulau Penyengat. Di ujung jalan jembatan ini, terlihat aneka jenis makanan otak-otak dijajakan. Otak-otak adalah sejenis masakan khas ikan tengiri yang dibungkus daun pisang dan dibakar, hemm… saat saya mencoba mencicipi isi satu bungkus kecil otak-otak, rasanya unik…!
[caption caption="Rumah makan Sederhana Tanjung Pinang, dekat Pelabuhan Penyengat/Dok. Pribadi"]
Setelah sampai di tepi dermaga menuju Pulau Penyengat, saya dan rombongan naik perahu. Asyik banget suasananya. Pantainya tenang, ombaknya lembut, dan di kiri-kanan tampak Kelong, rumah dengan pondasi kayu ditancapkan ke laut, di samping bangunan permanen lainnya. Dari atas perahu, terlihat dengan jelas “International Harbor, Welcome to Tanjung Pinang”. Dari Pelabuhan inilah jalur menuju Batam dan Singapura dapat ditempuh.
[caption caption="Menuju Pulau Penyengat menggunakan perahu/Dok. Pribadi"]
Jika saya berangkat dari kota Malang, rute perjalanan ke Tanjung Pinang dapat ditempuh melalui dua jalur, pertama: Jalur Malang-Surabaya-Jakarta-Tanjung Pinang. Kedua, pulangnya bisa langsung berangkat dari titik International Harbor Tanjung Pinang menuju Batam (bisa diteruskan ke Singapura melalui Veri, terus ke Jakarta-Surabaya-Malang); atau, dari pelabuhan Tanjung Pinang menuju Batam, dan dari Batam bisa terbang ke Malang, namun terlebih dahulu harus transit di Jakarta, untuk selanjutnya diteruskan menuju rumah.
Pesona Nirwana Resort Hotel Ramah Lingkungan
Wow… pesona Nirwana Resort Hotel sangat mengagumkan. Saat saya melihat ke luar, tampak pantai laut Cina Selatan yang membiru dari kejauhan. Sambil duduk-duduk di kursi santai pada pagi hari di tepian kolam renang dengan airnya yang sangat jernih, sejauh mata memandang tampak tepi laut yang tenang. Butiran pasirnya pun lembut, terhampar di sepanjang pantai diterpa sinar mentari. Enjoy…!
[caption caption="Nirwana Resort Hotel/Dok. Pribadi"]
Saya melihat para tamu pengunjung di hotel resort ini berasal dari China, Taiwan, Singapura, dan sebagian Eropa. Hal ini dapat dikenali dari tanda-tanda warna kulit, bentuk wajah dan bahasanya. Banyak diantara mereka berkunjung sebagai pengunjung keluarga. Ketika saya menikmati suasana pulau yang mempesona ini, saya dapat merasakan suasana berbeda. Seolah pengunjung dihipnotis beberapa saat agar melupakan hiruk pikuknya keramaian kota. Namun jangan hawatir, semua kebutuhan hidup tercukupi di pulau yang berkesan sepi ini.
[caption caption="Asyiknya duduk-duduk sambil tiduran di Nirwana Resort Hotel/Dok. Pribadi"]