Pesona wisata Balekambang, tidak saja terletak pada pesona fisiknya, tetapi juga pada budayanya, seperti tradisi Larung sesaji yang sudah berjalan sejak ratusan tahun lalu. Secara budaya, tradisi “Larung Sesaji” menggambarkan filosofi hidup “selaras dengan alam”.
[caption caption="Mohon do'a restu sebelum pemberangkat ritual Larung Sesaji/Dok. Pribadi"]
[caption caption="Suasana Hendak Pemberangkatan Larung Sesaji/Dok. Pribadi"]
[caption caption="Pasukan iring-iringan Pengawal Larung Sesaji 2015/Dok. Pribadi"]
[caption caption="Benda-Benda Sesaji Diarak ke Tengah Lautan/Dok. Pribadi"]
[caption caption="Pak Yono dari Pengelola PT. Jasa Yasa tampak di depan iring-iringan Larung Sesaji 2015/Dok. Pribadi"]
[caption caption="Melarung Sesaji ke Tengah Laut/Dok. Pribadi"]
Sebagai salah satu perwujudan akan pentingnya merawat pantai Balekambang, adalah adanya gerakan “Jum’at Bersih” yang dilaksanakan oleh warga sekitar Malang. Dalam hal ini, Perusahaan Daerah melalui PT. Jasa Yasa, pengelola wisata Balekambang, mendorong gerakan Jum’at Bersih dengan memberikan surat edaran kepada setiap penghuni sekitar pantai, seperti pemilik warung makanan, pedagang asesoris, nelayan pinggiran pantai, dan lain lain. Harapannya, tepi pantai semakin bersih dari daun-daun yang berguguran dan sisa sampah yang berserakan. Sehingga para wisatawan betah selama menikmati keindahan Balekambang yang mempesona.
[caption caption="Surat Edaran Gerakan Jum'at Bersih/Dok. Pribadi"]
[caption caption="Mas Rahman Priyono, dari Kompasiana Malang ikut membantu gerakan "Jum'at Bersih"/Dok. Pribadi"]
-------------------