[caption caption="Taman Kota Malang dengan lata belakang masid jamik yang indah/Dok. Pribadi"]
[caption caption="Salah satu are jalur masuk menuju Taman Kota Malang/Dok. Pribadi"]
Terbentang jalan lebar sekitar 15 meter menuju taman. Di kiri kanan berjajar kursi-kursi duduk yang nyaman, tampak warga dari berbagai latar belakang sedang duduk-duduk sambil membaca. Ada pula yang duduk-duduk sambil mengusap-usap layar gadget. Sebagian yang lain tampak asyik berfoto ria di sekitar taman. Pasangan keluarga muda juga terlihat asyik sedang mendorong anaknya dengan kereta bayi. Para pengunjung remaja tampak tersenyum sambil berfoto selfie, groovy, atau apapun namanya, hehe… asyik.
Saat saya mengitari taman, anak kami melihat taman bermain, playground bertuliskan Beautiful Malang. Dengan serta merta dia segera minta berhenti. Horee…! dia berlari girang memasuki area play ground, taman bermain anak yang bersih dan nyaman. Kami menyaksikan sekumpulan anak-anak bergantian sambil tertawa girang bermain plorotan di arena Beautiful Malang. Tampak anak-anak lain sedang asyik bermain ayunan dan ragam jenis permainan lainnya.
Taman bermain anak itu diawasi oleh penjaga khusus, yang bertugas mendampingi anak-anak agar tidak saling berebutan, aman dan nyaman selama bermain. Sementara para orang tuanya menunggui di pinggir area. Bahkan disediakan ruang laktasi, ruang khusus bagi ibu-ibu agar nyaman ketika bayinya membutuhkan air Susu Ibu (ASI). Tidak elok kan, jika ibu-ibu sedang meneteki bayinya di tempat umum? Hehe.... Ramah anak bukan? Eit… ramah ibu juga kan?
[caption caption="Bagi ibu-ibu menyusui juga tersedia di Taman Kota Malang/Dok. Pribadi"]
Bagi anak-anak yang kehilangan tempat bermain sepeda karena lahan kota semakin sempit dan kurang aman, disediakan ruang bermain sepeda. Asyik…! Setidaknya di hari libur akhir pekan, anak-anak dapat memanfaatkan secara bebas tempat bermain itu, sekaligus sebagai wahana sosialisasi. Ruang publik taman kota yang ramah, memungkinkan perkembangan fisik dan psikis anak-anak dapat tumbuh sesuai fitrahnya, bebas tanpa tekanan.
Meskipun hari Jumat, tampak banyak pengunjung di hari itu. Bahkan saya sempat bertemu dan meminta izin mengambil gambar dua wisman yang wajahnya jelas bertampang Asia. Saya berjanji padanya, foto itu akan saya kirimkan sebagai kenang-kenangan untuknya. Setelah saya ambil gambarnya, dia memberikan alamat email pada saya. Dia tersenyum dan menunjukkan jempol jarinya. Thank You!.
[caption caption="Pengunjung asal negeri Tirai Bambu sedang berpose di depan taman/Dok. Pribadi"]
Benar, setelah saya kirimkan foto-foto itu melalui email, dia membalasnya. Namun saya kerepotan membaca huruf-huruf China, entah itu huruf Kanji, Hiragana atau Katagana. Maka saya baca aja yang bahasa Inggris. Dia dengan ramah membalasnya demikian:
“Hi,Thank you for your photos. My name is Liu, and I work in Machung University. I'm a Chinese teacher. Welcome to my university”.