Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bisnis Cacing Ala Adam Community

21 Agustus 2015   15:03 Diperbarui: 4 April 2017   17:15 13825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya, cacing hanyalah mediator saja, bisnis intinya (core business) bukan pada cacing itu sendiri, demikian Mas Adam berpandangan. Cacing dapat digunakan untuk pakan ikan, pupuk tanaman jahe, dan produk-produk turunan cacing lainya seperti kapsul cacing, pupuk organik untuk pertanian, jamu untuk binatang ternak (sapi, kambing, ayam) dan lain sebagainya, demikian ia melanjutkan penjelasannya. Menurut hasil risetnya yang diteskan ke laboratorium, cacing mengandung protein hewani yang tinggi dan sejumlah hormon yang bermanfaat untuk percepatan tumbuhan tanaman dan hewan ternak, bahkan bemanfaat untuk obat penyakit tertentu bagi manusia. Kapsul cacing misalnya, dalam keadaan darurat dapat dimanfaatkan untuk menurunkan panas, mengobati sakit cikunguya, typus, dan semacamnya.

Saat ini, selain cacing segar, produk-produk berbahan baku cacing yang sudah dipasarkan secara luas adalah pupuk organik untuk bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Sementara produk berbahan baku cacing untuk obat bagi manusia, Mas Adam belum berani memasarkannya secara luas, sementara ini masih dilakukan tes pasar secara terbatas di lingkungan internal komunitas plasmanya. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan, di antaranya adalah manfaat, keamanan, dan kehalalan produk. Ke depan, Mas Adam ingin terus mengembangkan hasil produksi cacingnya menjadi produk-produk baru dengan nilai tambah yang semakin tinggi. 

Upaya Tindak Lanjut

Untuk saat ini, mantan karyawan pabrik kertas di Mojokerto itu sedang berjuang keras untuk menghasilkan produk olahan cacing berstandar dengan kandungan protein sebesar 70%, karena sudah ada pasar yang menunggu produknya. Bahan baku cacing itu dilembutkan menjadi "juice cacing" (bubur cacing). Bahan setengah jadi ini selanjutnya diolah oleh industri pabrikan yang menjadi mitranya menjadi aneka produk, terutama untuk pertanian, perikanan dan peternakan. Karena itu tak heran, Mas Adam kini mulai didatangi banyak pihak. Saat saya berkunjung waktu itu, sesaat kemudian datang tamu dari Indonesian Care, Jakarta. Bahkan menurut Mas Adam, pada bulan Agustus 2015 ini akan datang tamu dari Swiss. Tamu ini tertarik untuk kepentingan riset, kedatangannya untuk melihat langsung bagaimana program pengolahan limbahnya yang ramah lingkungan sekaligus memiliki nilai bisnis yang tinggi.

Apa harapan Mas Adam? Dia menuturkan pada saya, berharap Malang menjadi sentra produk cacing. Selain bermanfaat secara ekonomi, budidaya cacing dapat menjadi alternatif pengolahan limbah yang ramah lingkungan. Kreatif, inovatif, dan bermanfaat bukan? Melihat kesuksesan tersebut, pemerintah selayaknya memberikan apresiasi, seperti yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dengan cara membeli produk unggulan dalam negeri semacam itu.

Baru-baru ini Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kota Malang juga menyalurkan bantuan modal untuk pengembangan usahanya. Sementara itu, komunitas miskin produktif yang menjadi binaan Baznas di kota itu dapat dengan mudah mengakses kegiatan bisnisnya. Hal itu saya ketahui saat saya mendampingi dirinya dan Mas Adam saat melakukan sosialisasi dengan sebuah komunitas di salah satu Pondok Pesantren di Putukrejo Kecamatan Gondanglegi Malang (5/8/2015).

Hemat saya, Kementerian Perindustrian dan pihak-pihak lain seperti perguruan tinggi, mestinya ikut terlibat dalam usaha mendorong lahirnya produk-produk inovatif yang bermanfaat sekaligus bernilai bisnis seperti yang dilakukan oleh Adam Community. Gerakan ekonomi rakyat tidak cukup hanya disosialisasikan, tetapi terus dilakukan. Di tengah kondisi perekonomian 2015 yang belum bangkit seperti yang diharapkan, bisnis berbasis komunitas semacam itu menjadi salah satu alternatif yang menarik untuk dikembangkan.

Kiranya Kementerian Perdesaan (Kemendes) diharapkan dapat mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi berbasis komunitas sejenis itu; bukankah pada APBN 2015 lalu Pemerintah telah mengalokasikan Anggaran Dana Desa (ADD) senilai Rp 20,7 triliun untuk 74 ribu desa yang tersebar di Indonesia? (sumber).

Anda tertarik dan mau mencoba? Silahkan datang sendiri ke kantornya yang berlokasi di daerah Sukun Kota Malang, GPL loh!. Bagaimana pandangan Anda agar ekonomi berbasis komunitas itu dapat berkembang secara berkelanjutan?.

-------------------------------------

)*Catatan: Alamat Kantor CV RAJ Organik milik Mas Adam: Jl. S. Supriyadi Gang 9A/42 RT 07 RW 04 Kec. Sukun Kota Malang. Telp (0341) 5366267/085755699111. Website: www.cacingmalang.com. facebook: Cacing Malang. Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun