[caption caption="Tempat Workshop Budidaya Cacing Milik Mas Adam/Dok. Pribadi"]
Kok produk jahe? Ya, karena jahe akan cepat berkembang jika diberi pupuk berbahan baku cacing. Baik jahe gajah maupun jahe merah ada pasarnya, memeliharanya pun mudah. Jadi antara cacing dan jahe dapat dikembangkan secara terpadu, bahkan bisa dilengkapi dengan kolam ikan, seperti ikan lele atau ikan sidat. Harga ikan sidat saat ini cukup mahal, bisa mencapai Rp 120.000/kg. Menurut Mas Adam, produk cacing berguna untuk makanan sekaligus perangsang percepatan pertumbuhan beragam jenis hewan peliharaan, tanaman produk pertanian dan perikanan. Budidaya cacing ini membentuk siklus usaha yang unik, saling menunjang.
Di dekat pintu masuk gudang kedua ini terpajang papan nama Kelompok Tani “Sri Mulyo” yang beranggotakan 60 orang. Mereka berasal dari komunitas terdekat di daerah Sukun kota Malang. Sayangnya, saat saya berada di sana, tempat tersebut tidak sedang digunakan untuk pelatihan beternak cacing seperti biasanya. Ketika saya tanya, berapa anggota yang telah dilatih dan menjadi plasma-plasma tersebut? Mas Adam menjawab: “ada sekitar 8.000 orang, tersebar di Jawa Timur, kebanyakan terkonsentrasi di sekitar Malang, namun yang aktif sekitar 1.000 orang”.
Sementara di gudang ketiga, terlihat tumpukan sak berisi kascing. Bekas kotoran cacing itu dapat dimanfaatkan untuk pupuk pertanian, pupuk tanaman jahe dan tanaman lainnya. Jadi sejak pembibitan, pembesaran, hingga kotorannya pasca dipanen pun tidak ada yang tersisa, semuanya bermanfaat. Mas Adam tidak hanya melakukan budidaya cacing, ia yang sebelumnya pernah bekerja di pabrik kertas di daerah Mojokerto itu pun mengembangkan kolam pembesar ikan dan tanaman jahe, dengan memanfaatkan cacing sebagai makanan dan pupuknya. Sayang saya tidak sempat melihatnya kolam itu, karena waktunya sangat tebatas dan lokasinya terpisah.
[caption caption="Gudang Penyimpanan Pupuk Bekas Cacing (Kascing)/Dok. Pribadi"]
Keuntungan Berbisnis Cacing dan Prediksi Ke Depan
Menurut pengakuan Mas Adam, waktu saya berkunjung ke sana, pada hari itu tersedia 1 ton hasil produksi cacing yang siap dipasarkan. Salah satu pelanggannya adalah Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur, order setiap bulannya mencapai satu ton cacing dari hasil produksinya.
Secara ekonomi, jika 1 kg bibit cacing dipelihara selama 3 bulan, akan berkembang menjadi 3-5 kg hasil produksi cacing siap jual. Harga jual di tingkat peternak cacing berkisar antara Rp 27.500 - 35.000/kg. Dengan demikian, jika sebulan bisa menghasilkan 1 ton cacing dengan harga rata-rata Rp 30.000 per kg, maka hasilnya bisa dihitung sendiri. Lumayan bukan? Belum lagi hasil produk lainnya, seperti hasil produksi kolam ikan, hasil tanaman jahe, pupuk organik, dan jamu ternak berbahan baku cacing.
Melalui sistem plasma, stabilitas hasil produksi cacing Adam Community bisa terjaga. Dari mana bibitnya diperoleh? Si Adam yang alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu bisa memproduksi bibit cacing sendiri. Bibit cacing ini dijual dengan harga Rp 50.000 per kilo gram. Bagi calon peternak baru, untuk pertama kalinya bisa membeli bibit ke Mas Adam, selanjutnya tidak perlu membeli bibit lagi, karena bisa dikembangkan sendiri.
Sebagai gambaran, seekor cacing saat dipencet, akan terlihat telurnya hingga mencapai 3-5 buah telur cacing. Jika dirata-ratakan, maka 1 kg bibit cacing mampu menghasilkan 4 kg cacing, setidak-tidaknya 3 kg cacing lah, demikian menurut pengakuan salah satu karyawan Mas Adam, saat saya konfirmasi di kantor Mas Adam, CV Rumah Alam Jaya Organik (CV RAJ Organik) yang letaknya hanya beberapa meter dari rumahnya.
[caption caption="Kantor Kerja Mas Adam, CV RAJ yang Letaknya Hanya Beberapa Meter dari Rumahnya/Foto Dok. Pribadi"]